Heat exchanger adalah :
alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke
sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun
sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan
sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water).
Jenis-Jenis Heat Exchanger
1) Double
Pipe Heat Exchanger
2) Plate and
Frame Heat Exchanger
3) Shell and
Tube Heat Exchanger
4) Adiabatic
Wheel Heat Exchanger
5) Pillow
Plate Heat Exchanger
6) Dynamic
Scraped Surface Heat Exchanger
7) Phase-change
Heat Exchanger
1. Double Pipe HE
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari
dua pipa logam standart yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau
dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa,
sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan
pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida
yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi
Gambar
Double Pipe HE
- Kelebihan dan Kekurangan Double
Pipe :
Kelebihan :
Ø Mampu
beroperasi pada tekanan yang tinggi
Ø Resiko
tercampurnya fluida sangat kecil
Ø Mudah
dibersihkan pada bagian Fitting
Ø Fleksibel
dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa
Ø Dapat
dipasang sri atu paralel
Ø Pressure
drop dan LMTD bisa diatur
Kekurangan :
Ø Kapasitas
perpindan panasnya sangat kecil
Ø Mahal
Ø Area
perpindahan kalornya kecil ( <50 m2)
Ø Jumlah
fluida yang bisa dipakai kecil
2. Plate and Frame Heat Exchanger
Alat
penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat-pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak (biasanya terbuat dari karet). Pelat-pelat dan sekat disatukan
oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat (kebanyakan segi
empat) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain
mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Gambar
Plate and Frame HE
- Kelebihan dan Kekurangan Plate
and Frame:
Kelebihan :
Ø Koefisien perpindan panas tinggi
Ø Area perpindahan panas luas
Ø Penurunan tekanan rendah
Ø Efektivitas tinggi
Kekurangan :
Ø Kemampuan tekanan rendah
Ø Ada banyak jenis exchanger plate
yang permanen atau tipe close
3. Shell and Tube Heat Exchanger
Terdiri
atas suatu bundel pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam
sebuah pipa mantel (cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa,
sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama,
berlawanan, atau bersilangan. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas,
biasanya dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran
fluida dan menambah waktu tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan
memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju
alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Gambar
Shell and Tube HE
- Kelebihan dan Kekurangan Shell
and Tube:
Kelebihan :
§ Ø Thermal
performance lebih tinggi dari tipe HE lain
§ Ø Tekanan
lebih tinggi dari HE Plate and Frame
§ Ø Efisiensi
tinggi
§ Ø Memerlukan
tempat yang minim dan mudah diraawat
§ Ø Mudah
beradaptasi hampir semua tipe liquid chilling
Kekurangan :
§ Ø Thermal
performance lebih rendah dari HE Plate and Frame
§ Ø Tekanan
Lebeih rendah dari HE Double Pipa
4. Adiabatic Wheel Heat Exchanger
Jenis keempat penukar panas menggunakan
intermediate cairan atau toko yang solid untuk menahan panas, yang kemudian
pindah ke sisi lain dari penukar panas akan dirilis. Dua contoh ini adalah roda
adiabatik, yang terdiri dari roda besar dengan benang halus berputar melalui
cairan panas dan dingin, dan penukar panas cairan
5.
Pillow Plate Heat Exchanger
Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan
dalam industri susu untuk susu pendingin dalam jumlah besar langsung ekspansi
tank massal stainless steel. Pelat bantal memungkinkan untuk pendinginan di
hampir daerah seluruh permukaan tangki, tanpa sela yang akan terjadi antara
pipa dilas ke bagian luar tangki. Pelat bantal dibangun menggunakan lembaran
tipis dari logam-spot dilas ke permukaan selembar tebal dari logam
6. Dynamic
Scraped Surface Heat Exchanger.
Tipe lain dari penukar panas disebut "(dinamis)
besot permukaan heat exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan
atau pendinginan dengan tinggi viskositas produk, proses kristalisasi,
penguapan tinggi dan fouling aplikasi. Kali berjalan panjang yang dicapai
karena terus menerus menggores permukaan, sehingga menghindari pengotoran dan
mencapai kecepatan transfer panas yang berkelanjutan selama proses tersebut.
7.
Phase-change Heat Exchanger.
Selain memanas atau pendinginan cairan hanya dalam
satu fasa, penukar panas dapat digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap
(atau mendidih) atau digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan
mengembun ke cairan.
Bahan/Material
Pembuatan HE:
1. Cast Iron
: Murah, Tahan Korosi
2. Baja :
Rawan Korosi, Tahan Lama
3. Campuran
(Coating Baja & Cast Iron) : Mahal
4. Tembaga :
Konduktivitasnya bagus, Life-timenya lebih singkat
Faktor
yang Mempengaruhi Perpindahan Panas HE :
Ø Tipe HE
yang dipakai
Ø Jenis
bahan penyusun HE
Ø Fluida
yang digunakan
Ø LMTD
fluida, dll
Analisa Kerja HE:
1) Koefisien overall perpindahan panas (U) : Mudah
atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida dingin dan juga
menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan proses konduksi dan
konveksi.
2) Fouling
factor (Rd) : Angka yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang
terbawa fluida yang mengalir di dalam HE
3) Pressure
drop : Untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat memepertahankan tekanan yang
dimilikinya selama fluida mengalir.
fouling
fouling
adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak diinginkan dipermukaan heat
exchanger yang berkontak dengan fluida kerja , termasuk permukaan heat
transfer.
fouling
factor.
fouling factor adalah angka yang
menunjukkan hambatan akibat adanya pengotor yang terbawa fluida yang mengalir
pada heat exchanger
Akibat terjadinya fouling :
Økenaikan tahanan heat transfer.
Ø kehilangan energi meningkat.
Ø waktu shut down menjadi panjang.
Ø biaya operasional & perawatan meningkat.
Ø biaya investasi meningkat
— apabila menginginkan transfer panas yang sama seperti
sebelum terjadi fouling maka harus menambah ukuran heat transfernya
Variabel operasi yang mempengaruhi fouling
a. Kecepatan linier fluida (velocity)
Semakin tinggi kecepatan linier
fluida, semakin rendah kemungkinan terbentuknya fouling pada heat exchanger.
b. Temperatur
Semakin tinggi temperatur fluida
dalam heat exchanger akan semakin mempercepat terbentuknya fouling.
c. Masa kerja alat
Semakin lama alat digunakan maka
akan semakin mudah terbentuknya fouling pada alat tersebut sehingga dibutuhkan
treatment lebih terhadap alat- alat yang masa pemakaiannya sudah cukup lama.
Fouling mekanisme:
1. 1. Kristalisasi
kalsium
dan magnesium dari bikarbonat dapat membentuk scale, kristalisasi pada
permukaan di awali pembentukan nukleasi. Kecepatan fluida dapt mengatasi
terjadinya fouling. Untuk air pendingin 1,8- 2 m/s.
2. Dekomposisi produk organik
terbentuknya
tar sebagai akibat adanya produk dari reaksi kimia
3. Polimerisasi atau oksidasi
4. Pengendapan lumpur ,atau debu partikel
5. Deposit biologi
Disebabkan adanya bakteri yang menempel pada
permukaan sehingga membentuk scale
6. Korosi
Pembersihan pada HE:
1. Chemical / Physical Cleaning
— metode
pembersihan dengan mensirkulasikan agent melalui peralatan
— biasanya menggunakan
HCl 5-10%.
2. Mechanical Cleaning
a. Drilling
atau Turbining
— Pembersihan
dilakukan dengan mendrill deposit yang menempel pada dinding tube.
b. Hydrojeting
— Pembersihan dilakukan dengan
cara menginjeksikan air ke dalam tube
pada tekanan yang tinggi, untuk jenis deposit yang lunak.
— c.
Pemilihan bahan kontruksi
— Memilih
bahan yang tahan terhadap korosi , reaksi kimia, (paduan tembaga dan nikel)
Pressure drop pada Heat Exchanger:
A. Penyebab terjadinya pressure
drop
1. - Fraksi
aliran pada dinding
- Pembelokan
aliran
B. Jika
∆P terlalu besar :
1. Disebabkan jarak antar buffle yang terlalu
dekat
2. Aliran menjadi lambat
3. Perlu
tenaga pompa yang besar
C. Jika ΔP terlalu rendah
Perpindahan panas tidak sempurna
Besar
kecilnya nilai pressure drop alat penukar panas menyatakan sejauh mana
fluida tersebut dapat mempertahankan tekanan yang dimiliki selama fluida
tersebut mengalir.
Komponen Dasar Penyusun HE( shell
and Tube):
— 1.Tube
a.
Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell
b. Aliran di dalam tube sering dibuat melintas
lebih dari 1 kali dengan tujuan untuk memeperbesar koefisisen perpindahan
panas lapiasan film fluidadalam tube.
Tipe susunan tube
1. Ø Susunan
Segitiga (Triangular Pitch).
a.
Keuntungan :
— Film
koeffisien lebih tinggi daripada square pitch.
— Dapat
dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya
— kompak.
b.
Kerugian :
— Pressure
drop yang terjadi antara menengah ke atas.
— Tidak
baik untuk fluida fouling
— Pembersihan
secara kimia
Ø Susunan Segitiga Diputar 30(Rotated
Triangular Pitch)
a. Keuntungan :
— Film
koeffisisennya tidak sebesar susunan triangular pitch, tetapi
— lebih
besar dari susunan square pitch.
— Dapat
digunakan pada fluida fouling
b.
Kerugian :
— Pressure
drop yang terjadi antara menengah ke atas.
Pembersihan secara kimia
— Ø Susunan Bujur sangkar yang Diputar 45 (Diamond
Square Pitch).
a. Keuntungan :
— Film
koeffisiennya lebih baik dari susunan square pitch, tetapi
— tidak
sebaik triangular pitch dan rotated triangular pitch.
— untuk pembersihan
dengan mekanik
— Baik
untuk fluida fouling.
b. Kerugian :
— Film
koeffisisen relatif rendah
— Pressure
drop tidak serendah square pitch.
2.Tube pitch
— Lubang
yang tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena
— jarak
tube yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube.
— Tube
Pitch
1.
Clearance
Jarak terdekat antara 2 tube yang berdekatan
2.Tube Sheet
— Suatu
flat lingkaran yang fungsinya memegang ujung-ujung tube dan juga
— sebagai
pembatas.
3.Baffle
— Sekat-sekat
yang digunakan untuk :
— Mengatur aliran lewat shell sehingga
turbulensi yang tinggi akan diperoleh
— Menahan struktur tube bundle
— Menahan atau mencegah terjadinya getaran pada
tube
4.Shell
— Merupakan
bagian tengah alat penukar panas
— Merupakan tempat untuk tube bundle
5.Tube
Side Channel dan Nozzle
— Mengatur aliran fluida di tube
6.Channel Cover
— Tutup
yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan
BWG (Birmingham Wire Gage) yaitu menyatakan
ukutan tebal. BWG
kecil berarti tube semakin tebal
dan sebaliknya.
Menentukan zat mana yang melalui
tube and shell:
- Fluida
bertekanan tinggi di alrkan dalam tube
- Fluida
berpotensi fouling dialirkan dalam tube
- Fluida
korosif dialirkan dalam tube
- Fluida
yang bertemperatur tinggi dialirkan dalam tube
- Fluida
dengan viskositas rendah dialirkan dalm tube
- Fluida
yang mempunyai volume besar dilewtkan dalm tube
Langkah – langkah Perancangan HE:
- Mencari
Q, beban HE dicari dengan data paling lengakap dari kedua aliran
fluida(pemanas dan pendingin)
- Menentukan
∆LMTD
- Kebutuhan
steam / air pendingin
Tipe aliran pada exchanger
ditentukan dengan RE (NRe)
Aliran
Turbulen dan Laminar:
— Aliran
turbulen lebih baik dalam perpindahan panasnya karena fliuda bercampur
— Aliran
laminar, proses perpindahan panas bergantung seluruhnya pada konduktifitas
termal dari fluida untuk perpindahan panas dari dalam aliran ke dinding
exchanger
— Aliran
laminar menghasilkan kerugian kecil, yang hasilnya berbanding lurus dengan
kenaikan kecepatan. contohnya : dua kali lipat kecepatan aliran, menggandakan
kehilangan tekanan
Arah Alirannya Heat Exchanger:
1. Heat Exchanger dengan aliran searah (co-current/parallel flow)
Pertukaran panas jenis
ini, kedua fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi Heat Exchanger yang
sama, mengalir dengan arah yang sama, dan keluar pada sisi yang sama. Karakter Heat
Exchanger jenis ini, temperatur fluida dingin yang keluar dari Heat
Exchanger (Tco) tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang keluar
(Tho), sehingga diperlukan media pendingin
atau media pemanas yang banyak.
2. Pertukaran panas dengan aliran berlawanan arah ( counter
flow ) Penukar panas jenis
ini, kedua fluida ( panas dan dingin ) masuk penukar panas dengan arah
berlawanan, mengalir dengan arah berlawanan dan keluar pada sisi yang
berlawanan . Temperatur fluida dingin yang keluar penukar panas (Tcb ) lebih
tinggi dibandingkan temperatur fluida panas yang keluar penukar panas ( Thb ).
3.
Cross flow
— Dimana
satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai untuk
aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap (tube and
shell heat exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin
mengalir di dalam tube dan menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi
cair.
Disusun oleh :
Adinda
Sari Dewi
Madinah Fitri
Nataniel Payung
Putri Eka Sari
*Ilmu tanpa amal, bagaikan pohon tanpa Buah.. maka berbagilah.. 😊