Jumat, 27 Maret 2020

Perjalanan Umroh 18 Februari - 26 Februari 2020 (Part 2- Madinah)

Perjalanan Umroh (Part 2 - Madinah)
Umroh 9 hari, tempat-tempat yang wajib dikunjungi selama di Madinah:
Kala itu, sy dan rombongan melakukan perjalanan Mekah-Madinah naik Bus memakan waktu sekitar 4 1/2jam, dengan menempuh jarak sejauh 450,4km rute 15 yang mulus dan rapi, namun diapit oleh pegunungan berpasir. Selama perjalanan, terbayang beratnya medan saat dahulu Nabi Muhammad SAW berhijrah bersama Sahabat menyusuri jalanan berbukit dan berpasir yang kadang disertai angin berpasir.
Menyusuri Madinah adalah menyusuri jejak Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, merekam tiap langkahnya, mengenang perjuangan kaum muslimin yang hijrah dan mentafakuri perjalanan Islam di Kota ini. 

Saat menapaki Madinah, hati ini bersenandung seolah layaknya kaum Anshar menyambut kedatangan Rasulullah SAW.. Thala'al Badru 'alaina..

Berikut Lirik dan Terjemahan Thala'al Badru

Thala’al Badru ‘alaina, Min tsaniyatil wada’
Wahai bulan purnama yang terbit kepada kita, 
Dari lembah wada

Wa jabassyukru ‘alaina, Mada ‘a lillahida’, Dan wajiblah kita mengucap syukur, Dimana seruan adalah kepada Allah

Ayyuhal mab ‘utsufina, Wahai engkau yang dibesarkan di kalangan kami

Ji’tabil amril mutha’, Datang dengan seruan untuk dipatuhi

Ji’ta syarraftal Madinah, Engkau telah membawa kemuliaan pada kota ini

Marhaban ya khairada’, Selamat datang penyeru terbaik ke jalan Allah

Saqahullahu ta’ala Rahmatan Lil’alamin, Nabi Muhammad di berikan Allah kepada kita sebagai rahmat semesta alam

Fa ‘alal barrissyu’a wa ‘alal bahrissyu’a, Di tanah ada sebuah pancaran

Thala’al Badru ‘alaina, Wahai bulan purnama yang terbit kepada kita

Min tsaniyatil wada’, Dari lembah wada

Wa jabassyukru ‘alaina, Dan wajiblah kita mengucap syukur

Mada ‘a lillahida’, Dimana seruan adalah kepada Allah

Thala’al Badru ‘alaina, Wahai bulan purnama yang terbit kepada kita

Min tsaniyatil wada’, Dari lembah wada

Wa jabassyukru ‘alaina, Dan wajiblah kita mengucap syukur

Mada ‘a lillahida’, Dimana seruan adalah kepada Allah

Ayyuha al-mab‘utsu fina, Wahai engkau yang dibesarkan di kalangan kami

Ji’ta bil-amri al-mutha, Datang dengan seruan untuk dipatuhi

- Madinah.
a. Masjid Nabawi

Tujuan Jemaah umroh mendatangi 2 masjid yang keutamaannya terdapat dalam hadis, yaitu ke Masjidil Haram (Mekah) dan Masjid Nabawi (Madinah). Dan menurut saya, perjalanan umroh kemarin lebih berkesan, karena tujuan pertama adalah ke Mekah, sehingga fokus utama adalah beribadah. selanjutnya setelah ibadah umroh selesai, barulah berziarah dan mengunjungi Nabawi, karena disanalah letak Makam Rasulullah SAW. Tempat yang dahulunya adalah rumah beliau.
  
Masjid ini adalah masjid Megah yang biasanya hanya dapat saya pandangi dari pajangan yang tergantung di dinding rumah saja.. dan sebelumnya saya hanya melihat replika payungnya di Masjid Agung Semarang.  Masjid ini merupakan salah satu masjid yang terbesar di Dunia. Dan Masjid kedua setelah masjid Quba yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. 

Setiap langkah ku senandungkan, Assalammualaika ya Rasulullah... Assalammualaika ya HabibAllah...

Dan subhanallah.. dengan Izin Allah.. saya dapat menjejakkan kaki kesana.. dan melaksanakan shalat di sana bukanlah hanya sekadar impian.. Karena keutamaan solat di Masjid ini pahalanya mencapai 1000x dari pahala di masjid lainnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
 “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom.” (HR. Bukhari no. 1190 dan Muslim no. 1394, dari Abu Hurairah)
Dahulunya, Masjid Nabawi tidaklah sebesar saat ini. Lantainya terbuat dari tanah dan atapnya dari dedaunan kurma, luasnya menurut info yang saya dapatkan adalah sekitar 4m saja. Di salah satu ruangannya, hiduplah Rasulullah bersama para istrinya. Beliau juga wafat di ruangan tersebut, tepatnya dipangkuan Aisyah RA, istri beliau. Sesuai kebiasaan para nabi, jenazah beliau dimakamkan persis di tempat wafatnya.  Maka hari ini kita bisa menyaksikan makam beliau di Masjid Nabawi beserta makam kedua shahabat terbaiknya: Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA.

 
Masjid Nabawi memiliki arsitektur yqng rupawan, diperluas pada masa Utsmaniyah, bahkan khalifah Utsman bin Affan sendiri yang memperluas Masjid ini. Bangunan Masjid kian menawan karena kehadiran puluhan payung raksasa di sekitar pelatarannya dan ada juga di dalam masjid yaitu di dekat pintu masuk Raudhah. Fungsi payung ini adalah melindungi jamaah dari panas, sehingga lebih nyaman beribadah. 

Jumlah payung yang ada sekitar 250 payung. Dengan tinggi payung 20 meter dan lebar kain payung 25 meter, payung ini terbuka dan tertutup tanpa suara lho.. subhanallah.. jika dilihat dari jauh seperti hamparan bunga yang sedang mekar, begitu cantik mempesona.. ikonik banget deh.. Jika teringat payung ini, langsung teringat Masjid Nabawi..

Payung-payung ini dapat otomatis terbuka sendiri sebelum azan subuh dan tertutup menjelang maghrib. 
Bahkan pita biru yang mengelilinginya mampu membuat suhu di bawah payung turun 8 derajat celcius. Wah.. pantas saja jika bernaung di bawahnya terasa sangat sejuk.. Tak jarang para pengunjung masjid beristirahat sambil menunggu azan di bawah payung, diatas karpet yang sudah tergelar rapi.
Subhanallah.. di Masjid Nabawi banyak tempat yang mempunyai sejarah dan menarik untuk dikunjungi, diantaranya, Raudhah, Untuk masuk ke sana, maka masuklah melalui pintu utama Raudhah, yaitu pintu 25. Jam kunjungan pukul 22.00 setelah salat Isya sampai pukul 12.00. Lalu setelahnya pukul 08.00-10.00, 
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الجَنَّةِ
Yang artinya: Tempat yang terletak di antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu di antara taman-taman surga. (HR Bukhari)
Raudhah adalah tempat yang mulia dan istimewa. Sebab di sinilah sekitar 1400 tahun yang lalu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam beribadah, sholat, menerima wahyu, berdakwah dan juga tempat sholat para sahabat. Maka sangat disunahkan memperbanyak ibadah di Raudhah.  Saat sy berziarah dan shalat di Raudah, saat itu sebelum jam 8 pagi, kami sudah siap di pintu sebelum memasuki Raudha, disunahkan untuk banyak berzikir, di sana sangatlah penuh dan berdesakan orang yang mengantri ingin sholat (sholat di dekatnya adalah paling utama), maka ustadzah pembimbing menyarankan untuk shalat tidak terlalu lama dan bergantian, sehingga jamaah lain kebagian untuk shalat. Shalat yang disarankan adalah shalat sunah Taubat dan Shalat Hajat.
Mimbar Rasulullah Muhammad SAW 

Makam Rasulullah Muhammad SAW

Menurut sy, sangat penting memurnikan niat saat kita shalat di Raudah, niatkan agar mengharap ridho Allah,  mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW, bukan untuk mengkhultuskan Nabi atau benda-benda (contoh: Makam Nabi Muhammad), sehingga dijauhkan dari perilaku syirik (menduakan Allah).


Saat di Raudhoh, terdapat Askar (penjaga) yang akan mengawasi saat shalat di Raudhah (karena antrian sanagat panjang di jam Pagi), maka sebaiknya ketika berdoa, berdoalah dalam posisi bersujud (posisi duduk dianggap sudah selesai dan akan diminta keluar dari antrian dan bergantian dengan jamaah lain).

Saya terharu, terhanyut akan getar kerinduan, isak tangis jamaah yang mengharu di Raudhah, sebagian mungkin merindu sosok Engkau ya Rasulullah.. jauh beberapa ribu Tahun Lalu (1388 tahun lalu), tepatnya bulan Juni 632M (11H),  Rasulullah SAW wafat di sini, dan sy baru hari ini bisa berziarah kemakam mu ya Rasulullah.. biidznillah... semoga kelak sy dan keluarga bisa berziarah kembali ke makammu ya Habibballah..

Jam besar yang banyak terdapat burung-burung merpati,  sekitar 10m dari pintu 22 Masjid Nabawi.
Makam Baqi
 
Di sisi Masjid Nabawi terdapat makam Baqi, yang di dalamnya terdapat makam para sahabat, salah satunya adalah Utsman bin Affan RA, sahabat lain juga dimakam disini serta makam para hafidz.
Berziarah ke Makam ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah, untuk mengingatkan akan kematian, sehingga kita wajib menyiapkan bekal untuk di akhirat kelak. Namun sayangnya wanita tidak diijinkan untuk masuk ke sini, dan hanya diijinkan melihat dari pinggir pagar, dari beberapa info yang sy dapat, dikhawatirkan karena sifat emosional wanita diantaranya mudah terenyuh,sedih-menangis ataupun rasis berfoto 😊, yang menyebabkan hanya pria saja yang boleh masuk. Sebelum memasuki area Makam pun terdapat Papan dengan tulisan, bahwa 'Ziarah kubur disyariatkan dengan tujuan mengingat akhirat', sehingga 'dilarang berdoa (memohon) kepada orang-orang yang telah mati dan memohon pertolongan kepada mereka serta meminta syafaat dan meminta hajat, juga dilarang mengusap-usap kuburan mereka'. Sangat penting memurnikan niat dan meluruskan akidah untuk tidak berperilaku syirik dan berharap selain kepada Allah.   

b. Masjid Quba.
Masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW setelah hijrah ke Madinah.
Saat kemarin, sebelum berangkat berziarah ke Masjid Quba, pembimbing dan mutawwif saya meminta rombongan kami agar berwudhu dahulu dari hotel/penginapan, sehingga sesampainya di  Masjid Quba kami dapat langsung melaksanakan shalat dua rakaat tanpa harus mengantri. Kami pun shalat tahiyatul masjid bahkan shalat hajat di sana. Karena keutamaan solat disana sangat besar.
Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah, “Siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian pergi ke Masjid Quba, lalu ia shalat dua rakaat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umroh.” (Hr. Tizmidzi)
Masjid ini merupakan masjid yang pertama dibangun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tepatnya pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi. Lokasinya berada di Quba, sekitar 5 kilometer sebelah tenggara kota Madinah. 
Di pelataran luar masjid, terdapat tenda-tenda kecil layaknya pasar tradisional kecil yang tergolong murah, sebagian pedagang juga dapat berbahasa Indonesia dan tak jarang terjadi tawar menawar. 

c. Masjid Qiblatain (Dua Kiblat)


Dahulu Masjid ini bernama Masjid Bani Salamah karena didirikan di atas bekas rumah Bani Salamah. Namun namanya berganti sebab pernah terjadi peristiwa luar biasa di masjid ini berupa pemindahan kiblat. Dahulunya umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis di Palestina. Baru pada bulan Rajab tahun 2 Hijriyah, turun perintah Allah agar Rasulullah memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Makkah. Wahyu tersebut turun persis ketika Rasulullah dan para shahabat sedang shalat zuhur di masjid tersebut. Maka kaum muslim pun berpaling ke arah Masjidil Haram, kemudian meneruskan shalat.
d. Masjid Abu Bakar

e. Masjid Umar bin Khattab.

f. Masjid Sab’ah (Masjid Tujuh)
Masjid As-Sab’ah sebetulnya merupakan komplek masjid yang terdiri enam masjid kecil dan ditambah dengan Masjid Qiblatain. Meski tak ada keistimewaan khusus, namun komplek masjid tersebut tetap ramai dikunjungi oleh para jamaah umroh serta wisatawan.
Tiga masjid pertama bernama Masjid Al-Fath (tempat shalat Rasulullah selama peperangan Khandaq), Masjid Salman Al-Farisi, dan Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sekarang ketiga masjid tersebut dijadikan satu bangunan dengan pelataran yang luas nan megah. Selanjutnya ada Masjid Umar bin Khattab, Masjid Ali bin Abi Thalib, dan Masjid Fathimah Az-Zahra.

Masjid Ali bin Abi Thalib.

Terletak di timur Masjid Fathimah Az-Zahra, di sebuah bukit kecil. Masjid ini memiliki panjang 8,5 meter dan lebar 6,5 meter. Diriwayatkan di tempat inilah Ali bin Abi Thalib ikut serta dalam Pertempuran Khandaq. Masjid Ali bin Abi Thalib terletak tidak jauh dari Masjid Nabawi tepatnya pintu 7 Masjid Nabawi, Namun masjid ini sekarang sudah beralih fungsi menjadi monumen. 
g. Masjid Imam Bukhari
Dahulunya bangunan masjid ini merupakan rumah Imam Besar Bukhari (Seorang ahli Hadis termashyur) yang kemudian beralih fungsi menjadi Masjid Imam Bukhari. Masjid ini terletak dekat Masjid Nabawi yaitu dari pintu 26 keluar dan lurus kea rah Al Haram Hotel lalu ke kanan kemudian belok ke kiri, dan tak jauh dari sana kita akan melihat Masjid Imam Bukhari. 

h. Jabal (Gunung) Uhud.
Jabal Uhud memiliki tinggi sekitar 1.050 meter. Lokasinya sekira 4,5 kilometer di sebelah utara Kota Madinah, Arab Saudi. Panjangnya 7 Km dan terdiri dari batu-batuan granit, marmer merah dan batu-batu mulia. Uhud berarti gunung yang menyendiri, tidak tersambung dengan gunung lainnya
Keutamaan berziarah ke Jabal Uhud. Yaitu pertama, Jabal Uhud merupakan gunung yang ada di surga. Jika ingin melihat bukit yang ada di surga, maka berziarahlah ke Bukit Uhud sebagaimana Nabi SAW pernah bersabda: “Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga." HR-Bukhari.
Kedua, Rasulullah SAW mencintai Jabal Uhud
"Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya," demikian hadits riwayat Al Bukhori.
Jabal Uhud pernah bergetar karena kerinduan dan seolah senang bertemu Rasulullah, ketika Nabi Muhammad SAW berjalan di atasnya bersama Sayyidina Abu Bakar, Umar dan Utsman RA. Ketika itu Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: "Diamlah engkau Uhud, di atasmu sekarang ada Rasulullah dan orang yang selalu membenarkannya (Abu  Bakar RA) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khattan dan Utsman bin Affan)"Subhanallah..
Ketiga, berziarah ke tempat ini, mengingatkan kita tentang syahidnya pejuang muslim melawan quraisy saat perang Uhud yang menggugurkan 70 sahabat Nabi termasuk 7 pahlawan Uhud. Dan yang paling membuat Rasulullah SAW terpukul dan sedih adalah gugurnya sang paman, Hamzah bin Abdul Mutholib.
 
Dari tulisan yang terpampang di dinding areal ziarah tersebut, menceritakan alur pergerakan perang Uhud. Perang ini terjadi pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi itu terkenal dengan nama Perang Uhud.
Di lembah yang berada di kaki Gunung Uhud, pernah terjadi sebuah perang dahsyat antara kaum muslimin yang berasal dari Madinah yang dipimpin Nabi Muhammad SAW dengn kaum musyrikin Quraisy dari Makkah.

Jumlah pasukan kaum muslimin yang ikut berperang sangat timpang. Awalnya ada 1.000 orang, tetapi ada sejumlah orang-orang munafik yang ikut perang tersebut mengundurkan diri dan kembali ke Madinah. Alhasil, total pasukan yang dipimpin sendiri oleh Rasulullah SAW berjumlah 700 orang. Sementara musuh, terdiri dari 3.000 orang musyrikin Quraisy. Terjadilah pertempuran hebat. Dalam peperangan tersebut, kaum muslimin sebenarnya telah mendapatkan kemenangan dan kaum musyrikin pontang panting.
Namun, para pemanah yang berada di atas Gunung Arrimah tergoda melihat barang-barang berharga yang ditinggalkan oleh kaum musyrikin tersebut. Dan akhirnya, para pemanah ini meninggalkan posnya.
Mereka turun dari bukit hingga lupa pesan Rasulullah SAW agar mereka tidak meninggalkan bukit tersebut. Semuanya turun kecuali komandannya Abdullah bin Jabir dan 6 pemanah lainnya.
Alhasil, melihat situasi itu Khalid bin Walid (komandan Quraisy saat itu dan belum masuk Islam) memanfaatkan keadaan membawa pasukan berbelok dari arah belakang pasukan Islam dan pasukan kaum muslim mengalami kekalahan yang tidak sedikit., menggugurkan 70 sahabat Nabi termasuk gugurnya sang paman dari Rasulullah, Hamzah bin Abdul Mutholib. 

Dekat parkiran jabal Uhud terdapat pasar tradisional yang tergolong murah, sebagian pedagang juga dapat berbahasa Indonesia dan tak jarang terjadi tawar menawar. 


Ku susuri langkah haru
Menapaki buncahan rindu
Dahulu angan yang terhembus angin
Hilang menguapkan asa
Dan kini, kusesapi rasa..
Syahdunya perjuangan Mu ya HabibAllah...
*Catatan perjalananku Feb2020..  
Kisah umroh ini masuk kedalam karya "Merdeka Bermimpi" -> Buku Antologi bersama beberapa penulis lain
#BukuAntologi
#JejakWaktu
#PutriEkaSari
#Ziqron