Rabu, 29 Agustus 2018

Trip in Bali, Danau Beratan, Bedugul, Indonesia

Trip in Bali, Bedugul - Pura Ulun Danu Beratan

Bedugul adalah sebuah kawasan wisata dengan danau dan gunung di Bali, Indonesia, terletak di bagian tengah pulau di dekat Danau Bratan antara Denpasar dan Singaraja.  Terletak di daerah Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali. Bedugul berada 1.500m diatas permukaan laut, sehingga memiliki udara yang sangat sejuk. Bahkan sisi danau sering dilingkupi dengan kabut. 
Untuk mencapai lokasi Bedugul dari kawasan Bali selatan seperti tempat wisata Kuta, maka akan di perlukan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan, dengan perkiraan jarak tempuh kurang lebih 62 kilometer. Namun jika anda berangkat dari pantai Lovina, maka waktu tempuh untuk mencapai kawasan Bedugul menjadi lebih pendek. Kurang lebih 1 jam perjalan dengan perkiraan jarak tempuh 30 kilometer. Dari arah kota Bali berjalan terus naik ke atas (jalanan cukup menanjak). 
Obyek wisata di bedugul terdiri dari Danau yang dilengkapi dengan pura, kebun Raya Eka Karya, juga Kebun Strawbery. Tiga danau besar diantaranya:
1. Danau Beratan atau sering ditulis danau Bratan. 
2. Danau Buyan.
3. Danau Tamblingan.
Wisata Bedugul yang biasanya merupakan wisata favorit wisatawan, adalah Danau Beratan, yang sangat dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang dikunjungi oleh ribuan wisatawan mancanegara maupun domestik, segarnya udara pegunungan dengan pemandangan danau, pura dan gunung yang indah dan jauh dari kebisingan kota, begitu menenangkan membuat tempat ini menjadi objek wisata yang direkomendasikan untuk dikunjungi selama liburan di pulau dewata
Tak heran jika Danau Beratan adalah salah satu dari 20 danau terbaik dan terindah di dunia (The World's 20 Most Beautiful Lake, sumber: www.huffingtonpost.com).
Danau Beratan mempunyai luas kira-kira 375.6 hektar dengan kedalaman antara 22-48 meter dengan luas keliling kurang lebih 12 km. Danau Bratan adalah danau terluas dan terbesar kedua setelah danau Batur di Bali, yang berfungsi sangat penting sebagai sumber utama irigasi pada daerah yang berada di bagian tengah pulau Bali.

Pura Ulun Danu Beratan terletak di dalam kompleks Danau Beratan ini terbuka untuk kunjungan wisatawan antara pukul 08.00 sampai 18.00 WIT. Namun, apabila area pura sedang berkabut, lokasi pura akan ditutup lebih cepat untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkanPengunjung Pura Ulun Danu Beratan harus membayar tiket sebesar Rp7.500,00 untuk turis domestik dan Rp10.000,00 untuk turis asing.

Berkunjung ke Pura Ulun Danu Beratan, para pelancong dapat menikmati keunikan pura dan lingkungan
alam yang asri di sekitarnya. Suasana asri, sejuk, dan udara yang bersih mulai terasa sejak wisatawan menginjakkan kaki di lahan parkir menuju pura. Dari tempat parkir ini, wisatawan terlebih dahulu harus membeli karcis untuk memasuki lingkungan pura. Para pelancong kemudian akan melewati jalan setapak yang dihiasi bunga-bunga, hamparan rumput, serta pepohonan cemara yang menghijau. Jalan setapak ini mengarah pada pintu masuk menuju pura (gapura). 

Berikut adalah video ala-ala saat memasuki kawasan Danau Beratan, yang saat tu di rekam oleh sahabat saya, check it out..

Di area Danau Beratan ini, terdapat Pura Ulun Danu-Beratan yang berada di sisi danau Beratan. Berlatar Gunung Catur. Pura ini ada di pecahan uang 50.000 lama lho.. hayo.. ngeh ga??

So, ga lengkap dong.. kalo ke Bali, ga selfi di Pura Ulun Danu-Bratan, hihihi.. Cucok ya..

Pura Ulun Danu ini terletak di bagian ujung dari danau Beratan, Pura Ulun Danu Beratan dibangun sekitar awal dari abad ke-17, berfungsi untuk memuja kebesaran Tuhan untuk memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia, dan untuk keseimbangan alam semesta.
Pura Ulun Danu Bratan memiliki pemandangan yang sangat indah ketika di pagi hari disaat matahari terbit dan kabut menyelimuti bagian dari gunung, dan pantulan bayangan dari pura Ulun Danu terlihat sangat menakjubkan dari permukaan air danau Beratan sehingga momen ini sangat di sukai oleh para turis dan para fotografer yang ingin mengabadikan keindahan dari pura Ulun Danu ini. Tak jarang, di beberapa souvenir oleh-oleh Bali, salah satunya gantungan Kunci dan magnet kulkas pun terdapat gambar dari Pura Ulun Danu ini. 
Beberapa foto narsis saya dan teman saya di beberapa spot menarik di area Danau Beratan sy rangkum di bawah ini, cek it out.. :)



Bagi beberapa wisatawan yang menyukai air, bisa juga keliling danau Beratan dengan menyewa perahu nelayan lokal yang terletak di sisi pinggir Danau Beratan. Tarif sewa perahu pada saat itu sekitar Rp 75.000 / 30 menit dan satu perahu dapat memuat empat orang. 

Ada juga jetski lho..disini.. yuk ah.. cuss.. liburan ke Bali.. :)

Bali dengan segala pesona dan keindahannya.. mengajarkan saya untuk selalu bersyukur, akan keagungan Tuhan, Maha BesarNya.. Yang dengan izinNya lah saya datang dan menemui banyak hal di Bali yang menyenangkan... 

*Catatan perjalananku Jul2018..  

Rabu, 15 Agustus 2018

MAKALAH KOROSI (Penanganan Korosi Pada Pompa Chiller Sentrifugal)



Bab I
Pendahuluan

1.1.       Latar Belakang
Di dalam dunia industri, korosi merupakan salah satu hal yang sering menimbulkan kendala bagi jalannya proses kerja. Korosi merupakan perusakan bahan material khususnya logam yang menyebabkan munculnya suatu produk yang tidak dikehendaki. Korosi dapat menyebabkan suatu bahan memiliki keterbatasan pemakaian, artinya suatu material yang diperkirakan memiliki waktu yang lama dalam kegunaannya tetapi ternyata material tersebut hanya dapat digunakan pada waktu yang singkat karena telah mengalami pengkorosian.
Faktor yang menyebabkan korosi terbagi atas dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan yang berasal dari lingkungan. Faktor yang disebabkan dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, serta pencampuran bahan dengan materi lain didalamnya. Sedangkan, dari faktor lingkungan meliputi tingkat kelembapan, suhu, pencemaran yang terjadi disekitarnya, dan keberadaan zat-zat korosif.
Mesin-mesin yang bersinggungan langsung dengan air atau cairan lain yang korosif akan mudah terserang korosi terlebih jika mesin tersebut berhubungan langsung dengan air secara terus menerus, seperti halnya pada pompa sentrifugal yang mana berfungsi sebagai penyuplai air dingin ke mesin-mesin industri seperti kompresor, kondensor dan chiller, air bersirkulasi di dalam sistem pendingin dan terjadi kontak langsung dengan semua komponennya. Akibatnya komponen-komponen tersebut mudah terserang korosi.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu analisa korosi pada pompa chiller sentrifugal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana rencana penanganan pada pompa chiller sentrifugal tersebut.

1.2.      Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari makalah ini yaitu analisa korosi dan rencana penanganan pada pompa chiller sentrifugal.

1.3.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
-        Menganalisa korosi yang terjadi pompa chiller sentrifugal dan rencana penanganan yang terjadi pompa chiller sentrifugal.
-        Memenuhi tugas untuk mata kuliah BKTK dan Korosi.

1.4.      Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu memberikan informasi dari hasil analisa dan rencana penanganan korosi yang terjadi pompa chiller sentrifugal.


 Bab II
Kajian Teori

2.1       Korosi
Korosi merupakan degradasi material (biasanya logam) akibat reaksi elektrokimia material tersebut dengan lingkungannya (Einar Bardal, 2003). Banyak ahli juga menyebutkan korosi merupakan penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya (Trethewey, K. R. dan J. Chamberlain, 1991). Lingkungan tersebut dapat berupa air, udara, gas, larutan asam, dan lain-lain (Rini Riastuti dan Andi Rustandi, 2008).
Korosi merupakan sesuatu yang sangat berbahaya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di bidang industri minyak dan gas, proses korosi adalah suatu masalah yang penting dan perlu diperhatikan karena dampak akibat dari korosi cukup besar. Contoh di bidang industri minyak dan gas dari pengeboran menuju platform proses, maka dapat berakibat timbul kerusakan (damage) dan kebocoran pada pipa-pipa tersebut. Dampak bahaya korosi secara langsung ialah dibutuhkan biaya untuk mengganti material-material logam atau alat-alat yang rusak akibat korosi, bila pengerjaan untuk penggantian material terkorosi, biaya untuk pengendalian korosi dan biaya tambahan untuk membuat konstruksi dengan logam yang lebih tebal (over design). Dampak secara tidak langsung, korosi dapat mengakibatkan kerugian seperti penyediaan gas terhenti, image perusahaan menurun, nilai saham menjadi turun, dan menghasilkan safety yang rendah (Halwan Jaya dkk, 2010).
Korosi secara awam lebih dikenal dengan istilah pengkaratan yang merupakan fenomena kimia bahan-bahan logam di berbagai macam kondisi lingkungan. Penyelidikan tentang sistem elektrokimia telah banyak membantu menjelaskan mengenai korosi ini, yaitu reaksi kimia antara logam dengan zat-zat yang ada disekitarnya atau dengan partikel-partikel lain yang ada di dalam logam itu sendiri. Jadi dilihat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan yang berair dan beroksigen (Siti Chodijah 2008). Korosi dapat terjadi di dalam medium kering (dry corrosion) dengan media elektrolitnya tanah dan juga medium basah (wet corrosion) dengan media elektrolitnya air. Sebagai contoh korosi yang berlangsung di dalam medium kering adalah penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2) atau oleh gas belerang dioksida (SO2). Di dalam medium basah, korosi dapat terjadi secara seragam maupun secara terlokalisasi. Dengan demikian, apabila di dalam usaha pencegahan korosi dilakukan melalui penggunaan inhibitor korosi (Muhammad Abduh, 2011).

2.1.1    Jenis -Jenis Korosi
Jenis-jenis korosi yaitu:

a)    Korosi merata (surface corrosion) merupakan korosi yang terjadi pada suatu logam secara menyeluruh, sebagai contoh: korosi yang terjadi pada tiangtiang penyangga pada penambangan lepas pantai. 
Gambar 2.1 Korosi merata pada logam

a)    Korosi sumuran (pitting corrosion) adalah korosi lokal yang secara secara selektif menyerang bagian permukaan logam yang selaput pelindungnya tergores atau retak akibat perlakuan mekanik atau mempunyai tonjolan akibat dislokasi atau mempunyai komposisi heterogen dengan adanya inklusi, segregasi dan presipitasi.
Gambar 2.2 korosi sumuran

a)    Korosi celah (crevice corrosion) adalah korosi yang terjadi karena sebagian permukaan logam terhalang dari lingkungan dibanding bagian lain logam yang menghadapi elektrolit dalam volume yang besar. 
Gambar 2.3 Korosi celah pada baut

a)    Korosi logam tak sejenis (galvanic corrosion) adalah korosi yang disebabkan adanya dua logam tak sejenis (dissimilar metals) yang bergandengan (coupled) membentuk sebuah sel korosi basah sederhana.
b)    Korosi erosi (erosion corrosion) adalah korosi yang disebabkan akibat gerak relatif antara elektrolit dan permukaan logam. Korosi ini biasanya disebabkan karena terjadinya prosesproses elektrokimia dan oleh efek-efek mekanik seperti abrasi dan gesekan.
Gambar 2.4 Korosi erosi pada pipa air laut

a)    Korosi tegangan (sulfide stress cracking) yaitu logam yang mengalami beban dinamis yang berulang-ulang lama kelamaan akan patah, patahnya logam ini dapat dipercepat bila terdapatnya korosi pada logam tersebut.
Gambar 2.5 Korosi retak pada pipa

a)    Korosi batas butir (Intergranular corosion) adalah korosi yang disebabkan oleh ketidaksesuaian struktur kristal pada batas butir yang memiliki kedudukan atom-atom secara termodinamika yang kurang mantap dibandingkan atom-atom pada kedudukan kisi sempurna.

2.1.2    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Korosi
·       PH
Semakin tinggi PH maka laju korosi akan semakin cepat, sehingga air dalam system pendingin dikontrol agar PH sekitar PH netral yaitu 7,5 – 8,5
·       Temperatur
-       Partikel padat dan sistem deposit
Banyaknya partikel padat/ mineral-mineral yang terkandung di dalam air bertendensi menyebabkan terbentuknya deposit. Deposit yang keras dan melekat kuat dipermukaan logam disebabkan oleh konsentrasi mineral-mineral nyang melebihi batas kelarutannya. Dari adanya deposit maka di daerah bawah deposit akan mudah terbentuk korosi (Korosi di bawah deposit /Under Deposit Corrosion).
-       Kecepatan aliran air
Kecepatan aliran air yang tinggi diatas kecepatan kritisnya di dalam pipa berpotensi menimbulkan korosi. Kerusakan permukaan logam yang disebabkan oleh aliran fluida yang sangat deras itu yang disebut erosi. Proses erosi dipercepat oleh kandungan partikel padat dalam fluida yang mengalir tersebut atau oleh adanya gelembung-gelembung gas. Dengan rusaknya permukaan logam, rusak pula lapisan film pelindung sehingga memudahkan terjadinya korosi. Kalau hal ini terjadi maka proses ini disebut karat erosi.

-       Pertumbuhan Mikrobiologi.
Secara teoritis apabila tidak terdapat zat asam, maka laju korosi pada baja relatif lambat, namun pada kondisi-kondisi tertentu ternyata laju korosinya justru tinggi sekali. Setelah diselidiki ternyata di daerah tersebut hidup sejenis bakteri anaerobic yang hanya bertahan dalam kondisi tanpa zat asam. Bakteri ini mengubah (reducing) garam sulfat menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan korosi (Sri Widharto, 1999).

2.1.3 Pengendalian Korosi
Korosi pada logam secara elektrokimia disebabkan karena komposisi kimia logam tidak homogen sehingga terjadilah penurunan mutu logam. Reaksi semacam ini adalah reaksi yang berlangsung secara spontan. Oleh sebab itu, proses terkorosinya logam oleh lingkungannya adalah proses yang spontan dan tidak dapat dicegah terjadinya. Di situasi praktis tersebut, serangan korosi hanya dapat dikendalikan sehingga struktur dan komponen logam mempunyai masa pakai yang lebih panjang. Walaupun demikian pengendalian korosi harus dilakukan semaksimal, karena dari segi ekonomi dan keamanan merupakan hal yang tidak mungkin ditinggalkan atau diabaikan (Widharto, 2004).
Secara prinsip pengendalian korosi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
·       Modifikasi rancangan komponen
·       Modifikasi lingkungan
·       Pemilihan material
·       Proteksi katodik dan anodic
·       Pemberian lapisan pelindung.

2.1       Pompa
2.2.1    Klasifikasi Pompa
Pompa merupakan mesin yang berfungsi untuk menaikkan tekanan flluida. Dengan naiknya tekanan fluida maka fluida dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau untuk menaikkan fluida dari level yang rendah ke level yang lebih tinggi. Kenaikkan tekanan fluida sering juga diperlukan sebagai persyaratan untuk kebutuhan proses berikutnya dalam kilang. Karena tekanan dapat diubah menjadi kecepatan, maka kenaikkan tekanan fluida kadang juga diperlukan untuk menaikkan kecepatan aliran fluida proses apabila dalam proses berikutnya diperlukan kecepatan aliran fluida yang lebih tinggi. Pompa dapat dikelompokkan berdasarkan tipe pompa dan cara kerja pompa. Berdasarkan cara kerjanya, pompa dikelompokkan menjadi tiga yaitu popma positive displacement, pompa dynamic (kinetic) dan pompa special effect. Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa dynamic (kinetic). Pompa sebagai salah satu mesin aliran fluida hidrolik pada dasarnya digunakan untuk memindahkan fluida tak mampat (incompressible fluids) dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan fluida yang dipindahkan tersebut. Pompa akan memberikan energi mekanis pada fluida kerjanya, dan energi yang diterima fluida digunakan untuk menaikkan tekanan dan melawan tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran-saluran instalasi pompa. Turunnya performansi pompa secara tiba-tiba dan ketidakstabilan dalam operasi sering menjadi masalah yang serius dan mengganggu kinerja sistem secara keseluruhan. Salah satu indikasi penyebab turunnya performansi pompa adalah apa yang dikenal sebagai peristiwa kavitasi (cavitation), dan menjadi ancaman serius pada pengoperasian pompa sentrifugal.
Bagian-bagian utama pompa centrifugal secara umum dapat dilihat pada gambar berikut: 

Gambar ; Bagian Utama Pompa Sentrifugal
       Keterangan gambar dan fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
A.      Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing.
B.      Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon
C.      Shaft (poros) berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D.      Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E.      Vane Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F.      Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G.      Eye of Impeller bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H.     Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I.      Wearing Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
J.      Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K.      Discharge Nozzle merupakan saluran keluar fluida dari dalam pompa / outlet pompa.

2.2.2   Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Secara singkat prinsip kerja pompa sentrifugal yaitu merubah energi mekanis dari penggerak menjadi energi kecepatan (kinetis) fluida melalui sudu pompa, kemudian merubah energi kinetik menjadi energi potensial (tekanan cairan) melalui komponen volute atau diffuser. Alasan utama digunakannya jenis pompa ini dibanding jenis pompa lainnya adalah karena pompa sentrifugal memiliki tingkat fleksibilitas dan kehandalan yang lebih tinggi.
Pompa sentrifugal mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
a.   Kelebihan pompa centrifugal yaitu kapasitas bisa lebih besar dan aliran kontinyu; pada kapasitas yang sama dengan pompa jenis lain ukurannya lebih kecil, bobot lebih ringan, ruangan yang dipakai lebih kecil; kontruksi lebih sederhana sehingga mudah perawatannya; dan pada waktu operasi suara relatif tenang; pompa dihubungkan langsung dengan penggerak sehingga tidak ada kerugian transmisi.
b.   Kekurangan pompa centrifugal yaitu dalam jenis tertentu dan operasi tertentu perlu pancingan (priming); tidak bisa untuk kapasitas yang kecil dengan head yang tinggi; kurang cocok digunakan pada cairan yang kental dan kotor; dan head pompa terbatas sesuai dengan design pompa.


Bab III
Pembahasan

3.1       Hasil Analisa Korosi
Pompa sentrifugal adalah pompa yang memperbesar energi fluida melalui prinsip gaya sentrifugal. Pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan dan head potensial pada fluida yang mengalir secara kontinyu.Pompa sentrifugal yang digunakan dalam pembahasan ini berjenis groundfos paco.dengan spesifikasi material sebagai berikut:
Tabel 3.1 Construction Features Groundfos Paco 
  
Pompa sentrifugal yang dominan peletakan di luar ruangan mudah sekali terjadinya korosi yang di akibatkan oleh cuaca. Air hujan yang memiliki kadar pH kurang dari 7 jika terus menerus akan menyebabkan korosi karena memiliki kandungan zat asam yang terbawa oleh air hujan dari polusi udara serta jika air (H2O) dan Udara yang banyak mengandung gas oksigen(O2) akan menyebabkan terjadinya korosi. Dilihat dari reaksi pembentukan korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi.
Fluida yang mengalir pada pompa sentrifugal adalah air pump dengan tingkat kadar pH 5,5 - pH 6,6 (pengecekan 11 okt 2017). Data sebagai berikut:
Dapat dilihat dari tabel tersebut. Pengecekan fluida yang mengalir di dalam pompa masuk dalam kategori asam dan pada saat di hirup sebagian air berbau besi. Dari hasil pengecekan tersebut bisa dipastikan bahwa fluida didalam pompa dapat menyebabkan korosi. Korosi yang terjadi pada pompa sentrifugal pada chiller korosi merata (uniform corrosion), korosi galvanik dan korosi erosi.
Korosi merata (uniform corrosion) adalah korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam yang tidak terlindungi dengan baik. Dapat dilihat dari gambar pump stand bahwa terjadi korosi karena adanya reaksi elektrokimia dan bahan yang digunakan berjenis besi sehingga untuk perlindungan besi terhadap korosi sangat rendah. Dan peletakan alat juga mempengaruhi korosi, karena alat diletakan di luar ruangan sehingga terkena langsung oleh hujan maupun panas. Pump stand ini terkontak dengan air dari rembesan pipa yang bocor sehingga air (H2O) dan udara (O2) terjadi reaksi dan mengakibatkan reaksi merata (corrosion uniform).
Gambar 3.1 Pompa Sentrifugal Unit 1
Korosi Galvanik korosi yang terjadi antara dua logam yang saling bersentuhan, dimana permukaan salah satu logam bersifat anodic terhadap permukaan yang lain yang mengakibatkan terjadinya aliran electron diantara kedua logam tersebut
Korosi terjadi pada sambungan alat dikarenakan adanya dua logam yang kontak secara elektrik dan tercelup dalam larutan air membentuk sel elektrokimia. Dimana salah satu logam yang relatif kurang mulia akan mengalami korosi dan logam yang lebih mulia tidak akan terjadi korosi. Bisa diliat pada gambar sambungan pada alat terjadi korosi galvanik.
 Gambar 3.2 Pompa sentrifugal Unit 2
Korosi erosi adalah suatu korosi yang timbul karena adanya gerak relative antara fluida korosif dan permukaan logam terutama karena gesekan.korosi erosi terjadi biasanya pada impeler pompa, impeler adalah bagian dari pompa yang berputar dan berfungsi mengubah tenaga mesin ke tenaga kinetik. Impeler pompa terbuat dari bahan perunggu, bahan yang tahan korosi. Namun apabila secara terus menerus menumbuk dan bergesekan terhadap fluidan, maka dapat akan merusak lapisan pelindung dan pengikisan di permukaan. Karena fluida pompa masuk dalam kategori asam, maka apabila terus-menerus bergesekan dengan impeler maka akan terjadi pengikisan permukaan dan dapat mengakibatkan korosi erosi.

3.2       Penanggulangan Korosi
Penanggulangan pada proses korosi tidak hanya dilakukan dengan memperbaiki & mengganti part atau bagian pada suatu objek yang terkorosi, proses penanggulangan yang terbaik dilakukan dengan cara pencegahan dan juga perlindungan terhadap korosi. Proses pencegahan dan perlindungan haruslah memperhatikan beberapa aspek, diantaranya yang paling penting adalah mengetahui faktor yang menyebabkan korosi pada material, jenis material yang digunakan, kondisi lingkungan dan kondisi operasi alat yang diamati.
Pada kasus Pompa Chiller dengan spesifikasi dan kondisi yang telah diterangkan maka pencegahan dapat dilakukan menggunakan beberapa metode, metode yang akan dipaparkan dipilih dengan memperhatikan material pada bagian-bagian pompa yang berbeda sebagai berikut.
3.2.1   Cast Iron (Material Pada Pump Housing, Volute, Backplate dan Pump Stand)
Cast Iron merupakan logam campuran besi – carbon dengan komposisi carbon >2%, silicon >1% dan campuran lainnya yang ditambahkan sesuai dengan kebutuhan atau penggunannya. Beberapa campuran pada Cast Iron dapat meningkatkan ketahanan terhadap korosi hingga menyamai kualitas Stainless Steel yang sangat baik ketahanannya terhadap korosi. Berdasarkan hal tersebut maka pemilihan material patut diperhatikan dan dipertimbangkan agar proses perlindungan terhadap korosi dapat berhasil dengan baik, sebagai referensi pada material selection berikut adalah beberapa contoh Alloying Element (material campuran) untuk Cast Iron dan pengaruhnya terhadap ketahanan korosi.
Tabel 3.3 Alloying Element Cast Iron
Silicon
·         3 – 14% results in some increased corrosion resistance
·  >14% results in  a significant increase in corrosion resistance but with a decrease in strength and ductility.
·   >16% results in brittleness and manufacturing difficulties
Nickel
·  Up to 4% in combination with chromium results in increased corrosion resistance and strength
·         Corrosion resistance to both acids and alkalis increases
·         ≥ 12% needed for optimal corrosion resistance
·      ≥ 18% austentic irons are practically immune to alkali and caustics, with increased SCC
Chromium
·  Small Additions results in increased resistance to sea water and weak acids
·         15 – 30% increase resistance to oxidizing acids such as nitric acid
·         High additions decrease ductility
      Molybdenum
·     Added to high silicon cast irons for increased resistance especially effective against hydrochloric acid
·         3 – 4% optimal concentration
Copper
·      0,25 – 1% increase resistance to dilute acetic, sulfuric, and hydrochloric acids, as well as acid mine water.
·      ≤ 10% made to high nickel/chromium cast irons to furthrt increase corrosion resistance
 Berdasarkan tabel 3.3 maka pemilihan yang dinilai tepat untuk material pompa adalah Iron Cast dengan penambahan Silicon & Nickel, Metode pemilihan elemen campuran ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pihak supplier atau maker dari pompa ini sendiri dan perlu ditinjau kembali mengenai nilai keekonomisannya.
Selain pemilihan elemen campuran pencegahan dan perlindungan lainnya yang paling sederhana dan aplikatif adalah dengan menggunakan teknik coating atau pelapisan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa Coating Material yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pompa. Berikut adalah beberapa contoh Coating Material yang dapat digunakan pada Cast Iron.

                             Tabel 3.4 Coating Material Cast Iron
    Coating Material Class
    Coating Material   
      Environmental Application
Metals        
     Zinc
      Rural & Arid Atmospheres
     Cadmium
      Rural & Arid Atmospheres
     Tin
      Food handling equipment
      Aluminium
      Corrosives of Sulfur fumes, Organic acids, salts, nitratephospate compounds.
     Lead & lead-tin
      H2SO4 and H2SO3
     Nickel Phosporus
      Barrier coating reaching corrosion resistance levels of stainless steel.
Organics
      Corrosion preventive compounds
      Atmospheric protection
      Rubber-based (chlorinated neopren & hypalon)
      Used for their mechanical properties
     Bituminous paints
      Water environments (low permeability coating)
     Asphaltics compounds
      Alkalis, waste water, acids, tap water
    Thermosets & thermoplastic
      Fluids
     Fluorocarbons
      Industrial Service to 205oC
    Conversion Coatings
     Phospates
      Sheltered atmospheric protection
     Oxides
     Sheltered atmospheric protection
     Chromates
      Sheltered atmospheric protection, sometimes used with cadmium plating
Inorganic
     Enamels
     Acids except HF

   Jenis coating Nickel Phosporus dapat diaplikasikan pada part pompa secara general karena sifat coating ini sendiri adalah sebagai barrier yang dapat meningkatkan daya tahan korosi, Corrosive Preventive Compounds dapat digunakan pada Pump Housing dan Pump Stand sebagai perlindungan terhadap kondisi lingkungan, sedangkan Bituminous Paints dan Asphaltic Compound dapat digunakan pada bagian dalam pompa yaitu Volute dan Backplate sebagai perlindungan material dari korosi akibat kontak dengan air atau fluida lainnya. Ada baiknya jenis coating dipilih dengan mempertimbangkan keekonomisan dari penggunaannya, karena tujuan dari perlindungan terhadap korosi sendiri salah satunya adalah nilai ekonomis dari perawatan suatu objek atau alat.
3.2.2   Carbon Steel (Material Motor Shaft & Pump Stand)
Carbon Steel atau Baja Karbon adalah material Baja yang mengandung 2% total campuran dengan bahan utama campuran berupa Carbon, Mangan, Phospor dan Sulfur. Selain komposisi bahan tersebut penambahan sekitar 0,01% sampai 0,05% Copper atau Tembaga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan daya tahan korosi. Tingkat ketahanan Baja terhadap korosi bervariatif ditinjau dari jenis material tambahan (Alloying Element) yang dicampurkan, sebagai contoh Baja Karbon atau Carbon Steel merupakan material yang sangat rentan terhadap korosi seragam (uniform corrosion) sedangkan untuk jenis baja yang lain seperti Stainless Steel lebih bersifat resistan terhadap korosi tersebut.
Perlindungan dan pencegahan korosi pada Baja Karbon dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu :

·         Conversion coatings
·         Inhibitors
·         Metal Claddings
·         Organic Coatings
·         Porcelain Enameling
·         Vapor-deposited coatings
·         Corrosion Preventive Compounds
·         Electroplating
·         Thermal Spraying Process
·         Dll.
     Bila ditinjau dari kondisi lapangan dan mempertimbangkan nilai keekonomisannya ada baiknya pencegahan dan perlindungan yang dilakukan pada bagian pompa ini adalah dengan melakukan coating dengan metode coating seperti yang telah disebutkan sebagai surface treatment pada material.
3.2.3   Bronze (Material Impeller & Case Wear Rings)
Bronze atau perunggu merupakan logam campuran antara tembaga dan Tin (Sn), jenis logam ini memiliki ketahanan korosi yang baik terhadap air murni dan air yang terkontaminasi (eg. Air laut). Selain itu pencampuran tembaga dengan 8 - 10% tin dapat meningkatkan ketahanan korosi material dari erosi. Penggunaan material Bronze pada bagian Impeller merupakan pilihan yang tepat dan direkomendasikan mengingat bagian pompa ini merupakan bagian yang terekspos oleh air selama pompa beroperasi.
Bentuk pencegahan dan perlindungan yang lainnya pada bagian impeller dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian pada kondisi operasi pompa, kondisi operasi yang dikendalikan diantaranya adalah pengendalian temperatur, pengendalian laju alir pompa dan pengendalian pH air. Namun apabila hal ini dilakukan maka output atau hasil dari perubahan kondisi operasi haruslah diperhatikan agar tidak mempengaruhi jalannya proses produksi pada alat lain.

Bab IV
Kesimpulan

Dari pembahasan hasil analisa dan rencana penanganan korosi yang terjadi pompa chiller sentrifugal dapat disimpulkan bahwa:
ü Korosi merupakan perusakan bahan material khususnya logam yang menyebabkan munculnya suatu produk yang tidak dikehendaki. Korosi yang terjadi pada pompa Chiller Sentrifugal adalah Korosi Galvanik dan Korosi Erosi.
ü Penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)   Perbaikan dan pergantian objek yang terkorosi
2)  Pemilihan material pada bagian pompa, dapat dilihat pada tabel 3.3
3)  Teknik coating atau pelapisan, dapat dilihat pada tabel 3.4

Daftar Pustaka
-         Jurnal Kompetitif Fakultas Teknik. 2014. Jurnal Desiminasi Teknologi Volume 2 No. 1. Palembang : Journal Universitas Tridinanti.
-     Jurnal Teknik Mesin. 2010. ROTASI Volume 12 No. 2. Semarang : Universitas Diponegoro.
-     Mars. G Fontana. “ Corrosion Engineering “ Mc. Graw Hill

Disusun oleh : Alfie Rachma Putri

*Ilmu tanpa amal, bagaikan pohon tanpa Buah.. maka berbagilah.. 😊