Teknik
pemisahan 2 campuran homogen :
•Evaporasi
•Destilasi
•Absorbsi -- Stripping
•Ekstraksi
•Kristalisasi
A. Definisi
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu
Kristal dari solute dalam larutan toleransinya. Kristalisasi dapat terjadi
pembentukan partikel-partikel padat dalam uap seperti pada pertumbuhan salju
sebagai pembekuan lelehan cair. Sebagaimana dalam pembentukan Kristal dari
larutan cair atau pembentukan kristal tunggal yang besar. Kristalisasi dapat
dilakukan dengan pendinginan, penguapan, dan penambahan solvent bahan kimia.
Kristalisasi dapat memisahkan suatu campuran
tertentu dari larutan multi komponen sehingga didapat produk dalam bentuk
kristal. Kristalisasi dapat juga dipakai sebagai salah satu cara pemurnian
karena lebih ekonomis. Operasi kristalisasi terbagi menjadi:
1. Membuat larutan supersaturasi (lewat jenuh)
2. Pembuatan inti kristal
3. Pertumbuhan Kristal
Alat kristalisasi disebut juga
Crystallizer atau Kristallisator. Alat ini digunakan dalam proses kristalisasi
terutama dalam skala industri, alat-alat yang digunakan dalam proses
kristalisasi sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat bahan dan
kondisi pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi. Disamping itu juga karena
kristalisasi dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda-beda (pemisahan bahan,
pemurnian bahan, pemberian bentuk).
B. Syarat
Kristalisasi
1.
Larutan
harus jenuh
Larutan
yang mengandung jumlah zat berlarut berlebihan pada suhu tertentu, sehingga
kelebihan itu tidak melarut lagi. Jenuh berarti pelarut telah seimbang zat
terlarut atau jika larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, artinya
konsentrasinya telah maksimal jika larutan jenuh suatu zat padat didinginkan
perlahan-lahan, sebagian zat terlarut akan mengkristal, dalam arti diperoleh
larutan super jenuh atau lewat jenuh.
2.
Larutan
harus homogen
Partikel-partikel
yang sangat kecil tetap tersebar merata biarpun didiamkan dalam waktu lama.
3.
Adanya
perubahan suhu
Penurunan
suhu secara drastis atau kenaikan suhu secara dratis tergantung dari bentuk
kristal yang didinginkan.
Kristalisasi ada empat
macam, yaitu :
1. Kristalisasi penguapan
Kristalisasi penguapan dilakukan jika
zat yang akan dipisahkan tahan terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi
daripada titik didih pelarut.
2. Kristalisasi pendinginan
Kristalisasi pendinginan dilakukan
dengan cara mendinginkan larutan. Pada saat suhu larutan turun, komponen zat
yang memiliki titik beku lebih tinggi akan membeku terlebih dahulu, sementara
zat lain masih larut sehingga keduanya dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut sebagai filtrat, sedangkan zat
padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu.
3. Pemanasan dan Pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari
dua metode diatas. Larutan panas yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan
yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas penguapan diambil dari larutan
itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat jenuh. Metode ini
disebut kristalisasi vakum.
4. Penambahan bahan (zat) lain
Untuk pemisahan bahan organik dari
larutan seringkali ditambahkan suatu garam. Garam ini larut lebih baik daripada
bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi desakan dan membuat bahan padat
menjadi terkristalisasi.
5. Reaksi Kimia
Pembentukan kristal dapat juga terjadi
bila suatu larutan telah melampaui titik jenuhnya. Titik jenuh larutan adalah
suatu titik ketika penambahan partikel terlarut sudah tidak dapat menyebabkan
partikel tersebut melarut, sehingga terbentuk larutan jenuh. Larutan jenuh
adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum partikel terlarut pada suatu
larutan pada suhu tertentu. Contohnya adalah NaCl ketika mencapai titik jenuh
maka akan terbentuk kristal. Berkurangnya air karena penguapan, menyebabkan
larutan melewati titik jenuh dan mempercepat terbentuknya kristal.
C,
Faktor yang Mempengaruhi Kristalisasi
a.
Laju
pembentukan inti (nukleous)
Laju pembentukan inti dinyatakan dengan
jumlah inti yang terbentuk dalamsatuan waktu. Jika laju pembentukan inti
tinggi, maka banyak sekali kristal yang terbentuk, tetapi tak satupun akan
tumbuh menjadi besar, jadi yang terbentuk berupa partikel-partikel koloid.
b. Laju pertumbuhan kristal
Merupakan faktor lain yang mempengaruhi
ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan berlangsung. Jika laju tinggi
kristal yang besar akan terbentuk, laju pertumbuhan kristal juga dipengaruhi
derajat lewat jenuh.
D.
Faktor yang Mempercepat Kristalisasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal adalah :
a.
Derajat
Lewat Jenuh
Makin tinggi derajat lewat jenuh, maka
makin besar kemungkinan untuk membentuk inti baru. Sehingga makin cepat untuk
membentuk kristal.
b.
Jumlah
Inti yang Ada atau Luas Permukaan Total
Jika kecepatan pembentukan kristal
tinggi, maka jumlah inti yang dihasilkan ke dalam bentuk kristal akan semakin
banyak. Semakin luas permukaan total kristal, maka semakin banyak larutan yang
ditempatkan pada kisi kristal.
c. Pergerakan antara Larutan dan Kristal
Transportasi molekul atau ion dalam
larutan (bahan yang akan dikristalisasi) dalam larutan ke permukaan kristal
dengan cara difusi dapat berlangsung semakin cepat jika derajat lewat jenuh
dalam larutan akan semakin besar.
d.
Banyaknya
Pengotor
Adanya pengotor
akan memperlambat kecepatan untuk membentuk kristal. Pada metode penguapan,
pembentukan kristal lebih lama dibanding dengan metode pegendapan.
e.
Kondisi
lewat dingin larutan
Semakin dingin larutan waktu induksi
(waktu yg diperlukan sampai inti kristal terbentuk) akan semakin pendek.
f.
Suhu
Penurunan suhu akan menginduksi
pembentukan kristal secara cepat.
g.
Sumber
inti kristal
Inti yang
terbentuk pada pembentukan tipe heterogen memiliki kecendrungan mempercepat
kristalisasi
h.
Viskositas
Ketika viskositas meningkat akibat
menurunnya suhu dan meningkatnya konsentrasi larutan, proses pembentukan inti
kristal akan terbatasi. Hal ini disebabkan berkurangnya pergerakan molekul
pembentuk inti kristal dan terhambatnya pindah panas sebagai energi pembetukkan
inti kristal.
i.
Kecepatan
Pendinginan
Pendingingan yg cepat akan menghasilkan
inti kristal yg lebih banyak dibandingkan pendinginan lambat.
j.
Kecepatan
agitasi
Proses agitasi mampu meningkatkan laju
pembentukan inti kristal. Agitasi
menyebabkan pindah massa dan pindah panas berjalan lebih efisien.
E.
Metode Operasi
1. Membuat Larutan Lewat Jenuh
Bila larutan telah
mencapai derajat saturasi tertentu, maka di dalam larutan akan terbentuk zat
padat kristaline. Oleh sebab itu derajat supersaturasi larutan merupakan faktor
terpenting dalam mengontrol operasi kristalisasi.
Cara mencapai
supersaturasi:
a.
Pendinginan
Yaitu mendinginkan
larutan yang akan dikristalka sampai keadaan supersaturasi dimana konsentrasi
larutan lebih besar dari konsentrasi larutan jenuh pada suhu tersebut.
b.
Penguapan Solvent
Larutan disiapkan
dalam evaporator untuk dipekatkan, lalu dikristalkan dengan pendingn. Cara ini
digunakan untuk zat yang mempunyai kurva kelarutan agak dalam.
c.
Evaporasi Adiabatis
Larutan dalam keadaan
panas bila dimasukan ke dalam ruang vacuum, maka terjadi penguapan dengan
sendirinya, sebab tekanan totalnya menjadi lebih rendah dari tekanan uap
solvent pada suhu itu. Penguapan dan turunya suhu disertai kristalisasi.
d.
Penambahan zat lain yang dapat
menurunkan kelarutan zat yang akan dikristalisasi, misalnya larutan NaOH
ditambah gliserol, maka kelarutan NaOH menjadi turun dan larutan NaOH mudah
diendapkan.
2.
Pembentukan
Inti Kristal
Pembentukan Inti
Kristal secara sistematis
a. Primary Nukleus
· Proses pembentukan
inti kristal karena larutan telah mencapai derajat supersaturasi yang cukup
tinggi.
· Homogen Nukleus
· Nukleus disini
pembentukannya spontan pada larutan dengan supersaturasi tinggi, artinya
nukleus terbentuk karena penggabungan molekul-molekul solute sendiri
·
Heterogen Nukleus
·
Pembentukan inti kristalnya masih dalam
supersaturasi tinggi, namun dapat dipercepat dengan adanya partikel-partikel
asing seperti debu dan sebagainya.
b. Secondary Nukleus
(Contact Nucleation)
Pembentukan inti
kristal dengan akibat dari :
· Tumbukan antarkristal
induk
· Tumbukan antar
kristal dengan katalisator
Gerakan
antara permukaan kristal yang relatif lebih kecil.
Macam – Macam Alat Kristalizer
A. Vacuum
Crystalizer
Kristal vakum adalah pendinginan evaporatif adiabatik yang
digunakan untuk menciptakan super saturated. Dalam bentuk aslinya dan yang
paling sederhana, alat kristalisasi semacam itu adalah
wadah tertutup yang vakum dijaga oleh kondensor, biasanya dengan bantuan
pompa vakum uap uap, atau booster, ditempatkan di antara alat pengeras suara
dan kondensor. Larutan jenuh hangat pada temperatur jauh di atas titik didih
pada tekanan dalam alat pengukur panas diumpankan ke kapal.
Volume magma dijaga dengan mengendalikan tingkat cairan dan
mengkristal padatan di kapal, dan ruang 'di atas themagma digunakan untuk
melepaskan uap dan menghilangkan entrainment. Solusi umpan mendingin secara
spontan ke keseimbangan; karena kedua entalpi pendinginan dan entalpi
kristalisasi muncul. sebagai entalpi penguapan, sebagian dari erosi menguap.
Saturasi super yang dihasilkan oleh pendinginan dan penguapan menyebabkan
nukleasi dan pertumbuhan. Produk magma ditarik dari bagian bawah kristalisasi.
Hasil teoritis kristal sebanding dengan perbedaan antara konsentrasi umpan dan
kelarutan zat terlarut pada suhu ekuilibrium.
Keuntungan:
- Masalah
perawatan kurang karena tidak ada bagian yang bergerak.
- Kualitas
produk yang didapat adalah seragam.
- Ini
adalah operasi terus menerus dan sedikit tenaga kerja diperlukan.
- Perpindahan
panas yang mudah
- Total
kehandalan dalam operasi.
Kerugian:
- Ini
bukan metode yang baik untuk mengendalikan inti kristal.
- Untuk
tujuan menghilangkan kelebihan nukleus dan kristal yang sangat kecil maka tidak
efisien.
B. Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizer
Pada crystallizer jenis
ini, terdapat keunggulan dimana pada badan crystallizer terdapat pola atau
sirkulasi untuk mekanisme kristalisasi. Diantaranya ialah draft tube, draft tube akan
memisahkan antara cairan induk dengan kristal yang akan terbentuk, yang di
lengkapi dengan pengaduk yang bergerak lambat. Pengaduk tersebut ada
dimaksudkan untuk membuat cairan induk dapat bernukleasi dengan cepat, karena
dengan pengadukan reaksi akan berjalan cepat.
1. Draft Tube Crystallizer
Jenis Crystallizer ini tidak jauh berbeda dengan DTB Crystallizer, hanya saja pada jenis ini tidak ada
baffle atau penyekat antara draft tube dengan badan crystallizer. Namun kelemahan dari Crystallizer
jenis ini kenaikan titik didih atau untuk dapat membuat larutan menjadi lewat
jenuh agak sulit, karena jenis ini beroperasi dengan lambat dan panjang, namun
akan didapatkan hasil atau magma yang cukup banyak.
2. Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer
Crystallizer jenis ini menggunakan prinsip sirkulasi cairan atau larutan
induk, dimana umpan maupun hasil kristalisasi akan masuk kedalam Shell and Tube Heat Exchangers untuk didinginkan.
Perbedaan dengan jenis crystallizer lainnya
ialah karena pada saat di badan crystallizer terbentuk
campuran kristal dan cairan induk, maka akan terjadi tumbukan antara cairan
dengan kristal sehingga suhu campuran akan meningkat, untuk mendinginkannya
diperlukan medium pendingin. Crystallizer ini menggunakan prinsip pendinginan,
karena kristalisasi dapat terjadi melalui pembekuan (solidification).
Keuntungan:
- Turunkan
biaya operasi
- Siklus
operasi yang lebih besar
- Memproduksi
kristal tunggal yang besar
- Kebutuhan
ruang minimum
- Distribusi
ukuran kristal yang jernih untuk pengeringan lebih mudah dan sedikit
pengeringan
Kerugian:
- Hal ini
tidak sesuai untuk larutan jenuh dengan densitas tinggi karena tidak dapat
mengatasinya secara efektif.
- Sering
pembilasan untuk menghilangkan endapan di dinding bodi.
C.
Forced Circulation Crystallizer (Forced Circulating Liquid
Evaporator-Crystalizer)
Crystallizer
jenis ini menggabungkan proses antara proses pendinginan dan penguapan
(evaporasi). Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai keadaan yang supersaturasi
(supersaturated) atau keadaan dimana larutan lewat
jenuh.
Keuntungan:
- Sedikit
mahal.
- Memberikan
berbagai macam kristal.
- Endapan
partikel pada dinding tubuh berkurang karena laju sirkulasi tinggi
Kerugian:
- Pengendalian
ukuran kristal memang suliT.
D.
Oslo Crystallizer
Ini
memberikan waktu tinggal yang berbeda: lebih besar untuk padatan sehubungan
dengan larutan induk.
1. OSLO Evaporative
Crystallizer
Crystallizer ini dirancang berdasarkan adanya perbedaan suspensi yang
mulai terbentuk pada chamber of suspension.
Dimana terdapat HE eksternal yang bertujuan untuk membuat keadaan lewat jenuh pada
suhu super saturasi nyA.
2. OSLO Surface Cooled
Crystallizer
Tidak jauh berbeda
dengan OSLO Evaporative Crystallizer, hanya saja cairan induk
didinginkan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam crystallizer. Lainnya sama dengan jenis crystallizer OSLO EC.
Keuntungan:
- Operasi yang stabil
- Siklus operasi yang lama
- Maintenance rendah
- Mengurangi pembentukan kerak khas kristalisasi Oslo tradisional.
- Biaya operasi jauh rendah saat memproduksi partikel besar dan
kasar
1.8 Aplikasi
Proses Kristalisasi di Industri
Kebanyakan proses
kristalisasi di industri kimia menggunakan metoda kristalisasi dari larutan
sedangkan metoda kristalisasi dari lelehan banyak ditemui di industri gelas
kristal dan semikonduktor seperti kristal Silicon dan Ga-As
untuk pembuatan dari salah satu bagian dalam proses pembuatan gelas kristal
chips integrated circuit. Sasaran
dari semua industri ini adalah untuk memperoleh atau mendapatkan produk kristal
yang kemurniannya memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan kisaran ukuran produk
kristalnya pun sesuai permintaan pasar. Ketidaksesuaian kemurnian dan ukuran
produk kristal ini akan membuat ongkos produksi menjadi mahal karena
mengharuskan dilakukannya reprosesing lagi yaitu dengan melarutkan kembali
dalam solven kemudian dilakukan rekristalisasi. Namun proses kristalisasi sangatlah
luas di tiap industri, sehingga pada kami akan membahas mengenai aplikasi pada
industri gula.
Pada
umumnya pemProsesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahap yang dikenal
dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi,
pemisahan dan penyelesaian (sugar handling). Proses kristalisasi adalah proses
pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi dalam pan masak (crystallizer)
nira kental terlebih dahulu direaksikan dengan gas SO2 sebagai bleaching
dan untuk menurunkan viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi
gula dikenal sistem masakan ACD, ABCD, ataupun ABC.
Tingkatan
masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila HK nira
kental > 85% maka dapat dilakukan empat tingkat masakan (ABCD) dan apabila
HK nira kental < 85% dilakukan tiga tingkat masakan (ACD). Pada saat ini
dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan
ACD, dengan masakan A sebagai produk utama Langkah pertama dari proses
kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat) untuk diuapkan airnya sehingga
mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus menerus koefisien
kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka akan terbentuk suatu
pola kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat bibit, yaitu dengan
memasukkan bibit gula ke dalam pan masak kemudian melakukan proses pembesaran
kristal. Pada proses masak ini kondisi kristal harus dijaga jangan sampai larut
kembali ataupun terbentuk tidak beraturan.
Setelah
diperkirakan proses masak cukup, selanjutnya larutan dialirkan ke palung
pendingin (receiver) untuk proses
Na-Kristalisasi. Tujuan dari palung pendingain ialah melanjutkan proses
kristalisasi yang telah terbentuk dalam pan masak, dengan adanya pendingin di
palung pendingin dapat menyebabkan penurunan suhu masakan dan nilai kejenuhan
naik sehingga dapat mendorong menempelnya suksosa pada kristal yang telah
terbentuk. Untuk lebih menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung
pendingin dilengkapi pengaduk agar dapat sirkulasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Donald M. W., 1980, Principles of Instrumental
Analysis Second Edition, 315-326, Saunders College, Philadelphia, USA.
Handojo, L. 1995. Teknologi
Kimia. Jakarta(ID) : Pradnya Paramita.
Disusun oleh :
Alfie Rahmaputri
Putri Eka Sari
Juwito Aribowo
Disusun oleh :
Alfie Rahmaputri
Putri Eka Sari
Juwito Aribowo
*Ilmu tanpa amal, bagaikan pohon tanpa Buah.. maka berbagilah.. 😊
Terimakasih sangat membantu saya 🙏
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusTerimakasih materinya sngt membantu
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.pengurangan biaya yang dijalankan
BalasHapusHarga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem