Glaukoma adalah suatu kerusakan pada indra penglihatan karena terjadi kerusakan pada saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata secara terus menerus. Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, mata merah hingga sakit kepala dan muntah.
Glaukoma menjadi penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia setelah katarak. Data yang dihimpun WHO pada 2010 menunjukan, 39 juta orang di dunia menderita kebutaan dan 3,2 juta di antaranya disebabkan oleh glaukoma, dan beberapa ahli berpendapat glaukoma tidak dapat disembuhkan. Meskipun glaukoma bukanlah kondisi yang dapat dicegah, tapi gejalanya akan lebih mudah diredakan jika kondisi tersebut dapat dideteksi dan ditangani lebih awal.
Pentingnya
deteksi dini penyakit Glaukoma
"Sembilan puluh persen penderita glaukoma itu tidak
merasakan sakit karena glaukoma yang sifatnya kronik progresif. Artinya itu
perlahan-lahan tapi pasti," terang Tatang soal glaukoma sudut terbuka, di
Poliklinik Mata RSUP Dr Sardjito, Jalan Kesehatan, Mlati, Sleman, DI
Yogyakarta, Kamis (14/3/2019).
Sehingga sangat penting mendeteksi glaukoma sejak dini.. jangan biarkan berlarut, segera PERIKSALAH ke dokter terdekat!!..
Penyebab Glaukoma
Pada dasarnya, mata memiliki sistem aliran cairan mata (aqueous humour)
ke dalam pembuluh darah. Aqueous humour itu sendiri adalah
cairan alami yang berfungsi menjaga bentuk mata, memasok nutrisi, dan
membersihkan kotoran pada mata. Ketika terjadi gangguan pada sistem aliran
cairan ini akan menyebabkan penimbunan cairan aqueous humour dan
meningkatkan tekanan pada bola mata (hipertensi okular), tekanan Intraocular tinggi (21 – 40 mmHg). Meningkatnya tekanan pada bola mata ini
kemudian dapat merusak saraf optik.
- Tekanan
Bola mata (Tekanan introkular tinggi)
- Cedera
akibat paparan zat kimia
atau pernah mengalami cedera mata
- Infeksi
atau Peradangan
- Penyumbatan pembuluh darah.
- Mengalami defisiensi estrogen di usia dini pada wanita.
- Berusia di atas 60 tahun.
- Memiliki anggota keluarga yang juga mengidap glaukoma (riwayat
keluarga).
- Mengidap penyakit mata lainnya, seperti rabun (minus tinggi).
- Mengkonsumsi obat tetes mata atau steroid pada jangka waktu yang
lama.
- Mengidap anemia, diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung.
Klasifikasi Jenis penyakit Glaukoma
Berdasarkan gangguan yang terjadi
pada sistem aliran cairan mata, glaukoma terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
- Glaukoma sudut terbuka (kronis). Glaukoma jenis ini merupakan kondisi yang paling banyak terjadi. Pada glaukoma sudut terbuka, saluran pengalir cairan aqueous humour hanya terhambat sebagian karena trabecular meshwork mengalami gangguan. Trabecular meshwork adalah organ berupa jaring yang terletak di saluran pengalir cairan aqueous humour.
- Glaukoma sudut tertutup (Akut). Pada tipe ini, saluran pengalir cairan aqueous humour tertutup sepenuhnya. Glaukoma sudut tertutup akut atau yang terjadi secara tiba-tiba merupakan kondisi darurat dan membutuhkan penanganan dengan segera.
·
Glaukoma sekunder yang
disebabkan oleh peradangan pada lapisan tengah mata (uveitis) atau cedera pada
mata.
·
Glaukoma kongenital disebabkan
oleh kelainan pada mata (kondisi bawaan). Umumnya diidap oleh anak-anak atau pada bayi yang baru lahir.
Gejala yang muncul akan
berbeda-beda pada setiap penderita glaukoma. Akan tetapi penderita glaukoma
umumnya mengalami gangguan penglihatan. Beberapa gangguan penglihatan yang
muncul dapat berupa:
- Penglihatan
kabur, berkabut atau mendadak buram (gangguan lapang pandang)
- Terdapat
lingkaran seperti pelangi ketika melihat ke arah cahaya terang.
- Memiliki
sudut buta (blind spot), penglihatan memiliki
frame hitam
- Kelainan pada pupil mata, seperti
ukuran pupil mata tidak sama. Mata
terlihat membesar (karena tekanan bola mata tinggi). Beberapa mata tampak
juling.
- Mual
hingga muntah.
- Mata sensitif terhadap cahaya
Pemeriksaan
Glaukoma
Glaukoma bisa dipantau secara berkala
dengan pemeriksaan rutin:
- - Tekanan intraokular (TIO)
dengan Tonometri,
- - Oftalmoskopi, untuk menilai keadaan retina, yaitu lapisan
mata bagian dalam yang mengandung sel-sel penerima rangsang cahaya.
- - Gonioskopi, untuk memeriksa
sudut bilik mata depan.
Pengobatan Glaukoma
Glaukoma bisa ditangani oleh
dokter mata atau dokter mata ahli glaukoma. Pengobatan glaukoma dilakukan untuk mencegah kebutaan total dan
mengurangi gejalanya. Pengobatan tersebut dapat berbeda-beda, karena
disesuaikan dengan kondisi pasien. Metode pengobatan glaukoma meliputi:
- Pemberian
obat tetes
- Terapi
laser; Trabekuloplasti laser (membuat sikatriks/jaringan parut di
trabekulum sehingga celah melebar), Laser Micropulse-Laser CPC (untuk mematikan jaringan yang memproduksi cairan aqueous humour).
- Operasi; Trabekulektomi (membuat lubang yang menghubungkan bilik depan mata & sub konjungtiva – membuat saluran cairan mata).
- Pemasangan
implant tube; Tube shunt Implant Baerveldt,
Ahmed, Molteno, bahkan kini telah hadir Implan lokal dari dr. Virna Dwi Oktariana SpM(K) di RSCM Kirana dan RSCM Kencana.
- Membiasakan diri dengan gaya hidup sehat.
Glaukoma harus ditangani dan dikontrol secara berkala, untuk mencegah kerusakan saraf secara masif dan permanen. Diiringi dengan usaha, kesabaran-keikhlasan dan Doa. Dari beberapa penderita yang saya temui, pengobatan dan kontrol dapat di lakukan dengan menggunakan kartu bpjs kesehatan dengan mematuhi prosedur dari BPJS Kesehatan.
Daftar Pustaka :
- - Disadur dari berbagai sumber
- - Wikipedia, google
- - Laporan
kasus Glaukoma, Ni Made Putri Rahayu Srikandi (1002005006), Ery Oktadiputra
(1002005152), Hemavalli Ragunathan (1002005199), Pembimbing: dr. AA
Masputrawati T, Srikandi Sp.M
- - Halodoc
- Komunitas Glaukoma Indonesia
*Salam sehat, tetap semangat dan jangan lupa bahagia... 💪😊
#15thBersamaGlaukoma
*ilmu tanpa amal, bagaikan pohon tanpa Buah.. maka berbagilah.. 😊