Rabu, 10 Juni 2020

POMPA PLUNGER (ALAT INDUSTRI)

Pompa plunger adalah pompa  perpindahan positif reciprocating  yang menggunakan plunger  (pendorong) untuk memindahkan  media melalui ruang silinder.
Contohnya pompa tekanan tinggi,  atau pompa viskositas tinggi  karena dapat memberikan  tekanan pompa tinggi dan  mampu menangani media yang  mengandung kental dan padat.
A. Prinsip Kerja :
Memiliki rongga yang meluas dan  berkontraksi dalam gerakan  reciprocating (maju dan mundur, naik dan turun) dari gerakan melingkar (rotary).
Pompa plunger menggunakan mekanisme (biasanya  rotasi) untuk membuat gerakan reciprocating sepanjang  sumbu, yang kemudian membangun tekanan di dalam  silinder atau laras kerja untuk memaksa cairan  melalui pompa. Tekanan di ruangan menggerakkan katup pada titik hisap dan discharge.

B. Keuntungan:
  1. Dapat mencapai  tekanan yang sangat  tinggi.
  2. Tidak  mempengaruhi laju  alir.
  3. Tekanan dan  perubahan laju alir  memiliki pengaruh  yang kecil terhadap  kinerja.
  4. Mampu  menggerakkan cairan  kental, slurry, dan  abrasif dengan desain  katup yang tepat.
C. Kerugian :
  1. Biaya operasi dan  perawatan yang  tinggi.
  2. Biasanya berat  dan besar.
  3. Biasanya hanya  menangani laju alir  yang lebih rendah.
  4. Aliran bergetar
D. Bagian-bagian pada plunger:
1. Barrel / Silinder (biasa  disebut rumah/plunger).
2. Feed Hole (Lubang  pemberi) sebagai jalur  masuk bahan bakar yang  akan dipompa.
3. Driving Face (yang  digerakkan oleh Control  Sleeve untuk mengatur  debit minyak yang  dipompa).
4.  Helix / Control Groove

E. Masalah dan Kerusakan pada plunger :
1. PLUNGER CACAT. Gejala yang timbul adalah suara mesin  yang berbeda pada putaran sedang,  sedangkan pada putaran stasioner dan  tinggi biasa saja (normal).
2. PLUNGER AUS. Mesin tidak sanggup lagi untuk berputar  stasioner di putaran terendahnya, mesin  akan mati jika dikecilkan.
3. PLUNGER MACET. Fungsi gas sama sekali tidak bisa  digunakan dan rack tidak bergerak.

F. Perawatan pompa plunger :
1. PERAWATAN  PENCEGAHAN:
Mencegah timbulnya  kerusakan yang dapat  mengakibatkan  terhambatnya  kegiatan produksi.
Contoh : Kerusakan  pada instalasi listrik,  pompa-pompa, motor  penggerak dan lain- 
2. PERAWATAN  KOREKTIF :
Kegiatan pemeliharaan  yang dilaksanakan  setelah terjadi  kerusakan peralatan  yang terdiri dari  perawatan harian,  mingguan, dan berkala.

Disusun oleh:
- Jefry Rizaldi Pratama
- Jerry Dhion
- Rahmah Ramadani
- Zalfa Najmia Buchori 

*Ilmu tanpa amal, bagaikan pohon tanpa Buah.. maka berbagilah.. 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar