Sistem
di heat exchanger
A. LATAR BELAKANG
Di
dalam dunia industri, korosi merupakan salah satu hal yang sering menimbulkan
kendala bagi jalannya proses kerja di lingkungan industri. Korosi banyak
menyerang semua peralatan-peralatan pabrik terutama mesin-mesin dan bangunan
dari logam. Korosi dapat terjadi pada semua logam , terutama yang berhubungan
dengan udara atau cairan yang korosif. Korosi adalah proses degradasi /
deteriosasi / perusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang
bersifat kimia, fisik dan biologis. Mesin-mesin yang bersinggungan langsung
dengan air atau cairan lain yang korosif akan mudah terserang korosi
lebih-lebih jika mesin tersebut berhubungan langsung dengan air secara terus
menerus. Seperti halnya pada sistem pendingin yang mana berfungsi sebagai
penyuplai air dingin ke mesin-mesin industri seperti kompresor, kondensor dan
chiller, air bersirkulasi di dalam sistem pendingin dan terjadi kontak langsung
dengan semua komponennya. Akibatnya komponen-komponen tersebut akan mudah
terserang korosi. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah korosi pada heat exchanger.
Definisi heat exchanger, dalam Bahasa Indonesia heat exchanger memiliki
arti harfiah alat penukar panas.
Namun di sini saya akan tetap menggunakan
bahasa aslinya agar tidak terjadi kerancuan lebih lanjut. Pengertian ilmiah
dari heat exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer
energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara permukaan padat
dengan fluida, atau antara partikel padat dengan fluida, pada temperatur yang
berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih lanjut, heat exchanger dapat
pula berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat sterilisasi, pasteurisasi,
pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian, ekstraksi), pembentukan konsentrat,
kristalisasi, atau juga untuk mengontrol sebuah proses fluida.
B. TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui apa itu heat exchanger
2. Untuk mengetahui fungsi air pada heat
exchanger
3. Untuk mengetahui tentang penyebab korosi dan terbentuknya endapan
pada heat exchanger
4. Untuk mengetahui cara menanggulangi korosi pada heat
exchanger 4
C.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian heat exchanger? 2. Bagaimana proses
yang terjadi di heat exchanger? 3. Mengapa digunakan air pada heat exchanger?
4. Bagaimana cara terbentuknya kendapan dan korosi pada heat exchanger? 5.
Bagaimana solusi agar endapan dan korosi dapat dihilangkan dari heat exchanger?
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini, adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai acuan atau referensi bagi mahasiswa yang akan mempelajari
tentang korosi pada heat exchanger.
2. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah BKTK
& Korosi
3. Sebagai sarana atau sumber pemberian informasi bagi pembaca
tentang korosi pada heat exchanger
E. METODE PENULISAN
Metode yang
digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan yakni
mengumpulkan data yang diperlukan dari bahan-bahan referensi seperti buku,
diktat kuliah, makalah, dan jurnal yang bersangkutan dengan topik yang akan
dibahas oleh penulis serta tambahan bahan dari internet.
I. PENGERTIAN HEAT EXCHANGER
Definisi heat exchanger, dalam Bahasa Indonesia heat
exchanger memiliki arti harfiah alat penukar panas. Namun di sini saya akan
tetap menggunakan bahasa aslinya agar tidak terjadi kerancuan lebih lanjut.
Pengertian ilmiah dari heat exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara
permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan fluida, pada
temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih lanjut, heat
exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat
sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian,
ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol
sebuah proses fluida. Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah
permukaan kontak panas. Pada permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari
satu zat ke zat yang lain. Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh heat
exchanger tersebut, maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan
panasnya. Pada kondisi tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas ini.
Komponen tersebut adalah sirip.
Gambar Heat Exchanger
II. AIR PADA HEAT EXCHANGER
Mengapa Air digunakan dalam sistem
pendingin pada Heat Exchanger? karena air adalah molekul unik dengan sifat
dasar yang membuatnya ideal untuk aplikasi air pendingin. Misalnya, aman, mudah
ditangani, banyak tersedia, dan murah di sebagian besar kawasan di dunia. Air
adalah media perpindahan panas yang lebih efisien daripada bahan lainnya,
terutama dibanding udara.
Air juga sering disebut pelarut universal - properti
yang dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan untuk aplikasi
industri. Air bisa melarutkan banyak zat, termasuk gas seperti oksigen dan
karbon dioksida. Akibatnya, air dapat menyebabkan korosi terhadap logam yang
digunakan dalam sistem pendingin. Sebagai air yang mempunyai konsentrasi dalam
sistem pendingin, ion terlarut dapat melebihi kelarutan beberapa mineral dan
skala bentuk. Sifat universal air juga bisa mendorong pertumbuhan bakteri yang
bisa merusak permukaan sistem.
Masalah ini memerlukan perawatan dan pengendalian
yang tepat untuk menjaga nilai sistem air pendingin ke proses yang dilayaninya.
Mengapa Sistem Pendingin Air Dibutuhkan? Sebagian besar proses produksi
industri membutuhkan air pendingin untuk operasi yang efisien dan tepat.
Kilang, pabrik baja, pabrik petrokimia, fasilitas manufaktur, pabrik makanan,
bangunan besar, pabrik pengolahan kimia, dan utilitas listrik semuanya
mengandalkan sistem air pendingin untuk melakukan tugasnya. Sistem pendingin
mengendalikan suhu dan tekanan dengan memindahkan panas dari cairan proses
panas ke dalam air pendingin, yang membawa panasnya. Karena ini terjadi, air
pendingin akan memanas dan harus didinginkan terlebih dahulu sebelum bisa
digunakan kembali atau diganti dengan air makeup segar.
Total nilai proses
produksi akan dipertahankan hanya jika sistem pendingin dapat mempertahankan
suhu dan tekanan proses yang tepat. Desain sistem pendingin, keefektifan dan
efisiensi bergantung pada jenis proses yang didinginkan, karakteristik
pertimbangan air dan lingkungan. Jumlah volume air yang dibutuhkan sangat besar
sehingga kenaikan temperatur relatif kecil sepanjang pipa unit heat
exchanger dan kandungan mineral dalam air relatif sama. Pada umumnya air
pendingin untuk unit heat exchanger diambil dari berbagai sumber seperti
sungai, danau, laut dan sumur.
III. PROSES TERJADINYA KOROSI PADA
HEAT EXCHANGER.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam
bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa
oksida atau karbonat.
Reaksi yang terjadi tidak hanya reaksi kimia namun juga
reaksi elektrokimia, karena bahan-bahan yang bersangkutan terjadi perpindahan
electron. Reaksi kimia adalah reaksi penggabungan antara unsur-unsur maupun
senyawa sederhana membentuk senyawa yang lebih kompleks atau reaksi penguraian
senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana atau menjadi unsur-unsur.
Heat excahnger adalah suatu peralatan penting untuk keperluan proses
pertukaran panas atau pendinginan udara bagi berbagai industri.
Gambar Heat
Exchanger yang terkorosi
Penyebab terjadinya korosi pada HE (Heat Exchanger)
adalah:
a. Proses pembentukan endapan / deposit Deposit yang dikatagorikan
sebagai kerak (endapan yang terjadi akibat keberadaan garam-garam sadah dan
silica) dan fouling (deposi yang disebabkan oleh keberadaan padatan
tersuspensi dalam air) serta slime deposit yang diakibatkan oleh
mikroorganisme seperti alga dan fungi yang melapisi pipa dan permukaan heat
exchanger akan mengkibatkan turunnya kinerja Steam-Condensing Unit dan
efisiensi pertukaran panas instalasi c ooling tower.
b. Karat dan korosi
akibat reaksi kimia
Proses
karat dan korosi harus ditekan seminimal mungkin yang bertujuan untuk menekan
tingkat kerusakan heat exchanger terutama pada jaringan pipa sekaligus untuk
meningkatkan waktu hidup (life cycle).
IV. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
KOROSI
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya korosi yaitu:
1. PH Semakin asam atau basa pH maka laju
korosi akan semakin cepat, sehingga air dalam sistem pendingin dikontrol agar
pH sekitar pH netral yaitu tujuh koma lima sampai delapan koma lima (7,5 –
8,5). 2. Temperature Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks
pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin
cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka
meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju korosi pada logam semakin
meningkat.
3. Partikel padat dan system deposit Banyaknya partikel padat
atau mineral-mineral yang terkandung di dalam air bertendensi menyebabkan
terbentuknya deposit. Deposit yang keras dan melekat kuat dipermukaan logam
disebabkan oleh konsentrasi mineral-mineral nyang melebihi batas kelarutannya.
Dari adanya deposit maka di daerah bawah deposit akan mudah terbentuk korosi
(korosi di bawah deposit / under deposit corrosion).
4. Kecepatan
aliran air Kecepatan aliran air yang tinggi diatas kecepatan kritisnya di
dalam pipa berpotensi menimbulkan korosi. Kerusakan permukaan logam yang
disebabkan oleh aliran fluida yang sangat deras itu yang disebut erosi. Proses
erosi dipercepat oleh kandungan partikel padat dalam fluida yang mengalir
tersebut atau oleh adanya gelembung-gelembung gas. Dengan rusaknya permukaan
logam, rusak pula lapisan film pelindung sehingga memudahkan terjadinya korosi
. Kalau hal ini terjadi maka proses ini disebut karat erosi.
5. pertumbuhan
mikro organisme
Secara teoritis apabila tidak terdapat
zat asam, maka laju korosi pada baja relatif lambat, namun pada kondisi-kondisi
tertentu ternyata laju korosinya justru tinggi sekali. Setelah diselidiki
ternyata di daerah tersebut hidup sejenis bakteri anaerobic yang hanya bertahan
dalam kondisi
tanpa zat
asam. Bakteri ini mengubah (reducing) garam sulfat menjadi asam yang
reaktif dan menyebabkan korosi.
V. KOMPONEN HEAT EXCHANGER YANG
BIASANYA TERKOROSI
Sistem pada heat exchanger bekerja
berdasarkan perpindahan panas antara udara dan air. Di dalamnya terjadi suatu siklus
panas dan dingin. Air yang telah didinginkan oleh cooling tower dipompa dan
didistribusikan ke mesin-mesin industri seperti kompresor, kondensor dan
chiller untuk mendinginkan fluida kerjanya.
Air panas yang keluar dari penukar
kalor mesin-mesin tersebur selanjutnya kembali lagi ke cooling tower untuk
didinginkan lagi hingga seterusnya. Karena permukaan heat exchanger ini selalu
kontak dengan air maka korosi yang terbentuk sering dikatakan sebagai korosi
dalam air. Semua air dapat jadi penyebab korosi karena air dapat berfungsi
sebagai pereaksi, katalisator, sebagai pelarut, maupun sebagai elektrolit untuk
terjadinya korosi pada logam. Tetapi korosivitas dari masing-masing air ini
akan berlainan terhadap logam yang sama karena agresivitas berbeda disebabkan
mempunyai komposisi zat terlarut yang tidak sama.
Komponen-komponen dari
cooling system yang biasa terserang korosi adalah sebagai berikut: a. Pipa dan
pipa pompa b. Pipa masuk after cooler kompresor c. Katup-katup, elbow,
dan sambungan sambungan pipa Gambar perbedaan Heat exchanger yang belum
terkorosi dan sudah terkorosi
VII. JENIS KOROSI PADA HEAT EXCHANGER
a) General Korosi Atmosfer ( General
corrosion )
Jenis korosi ini terjadi akibat proses
elektrokimia antara dua bagian benda padat khususnya logam besi yang berbeda
potensial dan langsung berhubungan dengan udar terbuka. di udara, perbedaan
struktur molecular dari material logam itu sendiri, serta perbedaan tegangan di
dalam bagian-bagian
logam besi tersebut. Secara alami hal-hal tersebut menimbulkan perbedaan
potensial antara bagian-bagian, perbedaan potensial ini menyebabkan sebagian
dari logam bersifat katodis, yakni kotoran , oksida, dan struktur molecular
yang katodis, serta bagian yang anodis, yakni bagian metal besi yang murni.
b)
Korosi Galvanis.
Korosi galvanis berprinsip reaksi sebagaimana halnya sel
galvanis. Korosi galvanis merupakan proses pengkorosian elektrokimiawi jika dua
macam logam yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit
yang sama.
c) Korosi Erosi (Errosion corrosion).
Erosi adalah kerusakan
permukaan metal yang disebabkan oleh aliran fluida yang sangat deras. aliran
fluida di permukaan logam yang sebetulnya halus. Adanya celah yang memungkinkan
fluida mengalir di luar aliran utama. Adanya produk korosi atau endapan lain
yang dapat mengganggu aliran laminar.
d) Korosi Sumuran (Pitting corrosion).
Bentuknya ada yang merata di seluruh permukaan metal, ada yang terisolir (isolated),
namun keseluruhannya berada dalam lingkungan yang cair atau basah, hal ini
dikarenakan sumuran tersebut sebagai akibat proses elektrokimia yang
terkonsentrasi pada suatu lokasi secara berkesinambungan. Secara umum karat ini
memiliki ciri-ciri anoda sangat kecil dan sering terjadi dibawah deposit atau
titik lemah.
e) Korosi kavitasi.
Apabila karena tingginya kecepatan cairan
menciptakan daerah-daerah bertekanan tinggi dan rendah secara berulang-ulang
pada permukaan peralatan dimana cairan tersebut mengalir, maka terjadilah
gelembung –gelembung uap cairan pada permukaan tersebut, yang apabila pecah
kembali menjadi cairan yang menimbulkan pukulan pada permukaan yang cukup besar
untuk memecahkan film oksida pelindung permukaan tadi.
VII. EFEK YANG DITIMBULKAN OLEH ADANYA
KOROSI
- Merusak logam dari cooling system.
- Korosi menghasilkan deposit dalam penukar kalor.
- Efisiensi perpindahan
panas berkurang oleh adanya deposit.
- Kebocoran pada perlengkapan maupun
peralatan.
- Terjadi kontaminasi pada proses dan airnya sendiri.
VIII. PENANGGULANGAN KOROSI PADA HEAT
EXCHANGER
Mengapa Pencegahan dan Pengendalian
Penting karena pada Operasi sistem pendingin, khususnya heat exchanger, karena
secara langsung dapat mempengaruhi keandalan, efisiensi, dan biaya setiap
proses industri, kelembagaan, atau kekuatan. Pemantauan dan pemeliharaan
pengendalian korosi, pengendapan, pertumbuhan mikroba, dan operasi sistem
sangat penting untuk memberikan Total Cost of Operation (TCO) optimal.
Penanggulangan pencegahan korosi pada system pendingin industri dilakukan
dengan pemilihan material logam, jenis dan dosis inhibitor korosi dan anti
kerak yang memadai (treatment air). Penerapan pengelolaan (treatment)
Air untuk Pencegahan Korosi Pada Pipa Aliran Sistem Pendingin Di
Instalasi Radiometalurgi. Sistem heat exchanger ruangan di gedung Instalasi
Radiometalurgi (IRM) dipasok oleh Central Air Conditioning System (CAS) yang
menggunakan air sebagai media pendingin dengan sistem sirkulasi tertutup.
Pengelolaan (treatment) terhadap air dingin dalam pipa sirkulasi
bertujuan untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran akibat korosi dan
pengotor. Treatment dilakukan dengan cara mencampurkan zat kimia yang disebut Scale
and Corrosion Inhibitor ke dalam sistem aliran air dingin sehingga terjadi
reaksi kimia yang dapat mengikat unsur unsur pemicu terjadinya korosi pada pipa
aliran serta membentuk fouling dan scaling yang sekaligus
melapisi permukaan dalam pipa. Terikatnya secara kimia impuriti yang
terbawa dalam aliran dengan berat jenis lebih berat dari air akan mengendap
pada jalur pipa pengendapan. Dapat disimpulkan bahwa dengan mengendalikan fouling
dan scaling serta pengotor lainnya maka pH air akan meningkat diatas
8,5, sehingga air tidak lagi bersifat korosif.
Berikut adalah beberapa jenis zat inhibitor yang biasa di gunakan untuk mengatasi masalah korosi pada heat exchanger:
1. Passivating inhibitor Passivating inhibitor adalah jenis
inhibitor yang paling efektif dari seluruh jenis inhibitor lainnya karena dapat
melumpuhkan pengkaratan hampir secara menyeluruh , namun jenis inhibitor ini
disebut sebagai inhibitor yang berbahaya, karena dalam kondisi tertentu justru
akan mempercepat pengkaratan.
2. Inhibitor katodik
Ialah zat-zat yang dapat menghambat
terjadinya reaksi di katoda. Pelambatan karat ( inhibition ) dengan
mempolarisasi reaksi katodik. Inhibitor bereaksi dengan ion hidroksil untuk
mengendapkan senyawa-senyawa tidak dapat larut ke permukaan katoda Inhibitor
katodik ada
kecenderungan tidak efisien walaupun tidak berbahaya
pada logam , tapi jelas kurang memperbaiki ketahanan pada korosi.
3.
Inhibitor anodik Inhibitor ini akan diadsorbsi pada bagian yang anodik dan
akan menahan terjadinya korosi pada yang anodik. Karena korosi terjadinya pada
anoda, maka penggunaan inhibitor anoda ini sangat efisien. Hanya ada bahayanya
yaitu bila inhibitor tidak menutupi seluruh anoda, akan memperluas daerah
katoda.
4. Inhibitor Adsorpsi Jenis inhibitor adsorpsi adalah merupakan
kelompok yang terbesar. Terutama zat organik dan koloid-koloid yang dapat
membentuk lapisan film pada permukaan logam.
5. Inhibitor organik Senyawa
organik banyak yang bersifat menghambat proses pengkaratan yang tidak dapat
digolongkan sebagai bersifat katodik atau anodik. Secara umum dapat dikatakan
bahwa zat ini mempengaruhi seluruh permukaan metal yang sedang berkarat apabila
diberikan dalam konsentrasi secukupnya.
IX, KESIMPULAN
Korosi merupakan salah satu hal yang sering
menimbulkan kendala bagi jalannya proses kerja di lingkungan industri. Korosi
merupakan suatu proses elektrokimia dimana atom-atom akan bereaksi dengan zat
asam dan membentuk ion-ion positif (kation). Hal ini menyebabakan timbulnya
aliran-aliran elektron dari suatu tempat ke tempat yang lain pada permukaan
metal. Korosi banyak menyerang semua peralatan-peralatan pabrik terutama
mesin-mesin dan bangunan dari logam.
Korosi dapat terjadi pada semua logam,
terutama yang berhubungan dengan udara atau cairan yang korosif. Mesin-mesin
yang bersinggungan langsung dengan air atau cairan lain yang korosif akan mudah
terserang korosi lebih-lebih jika mesin tersebut berhubungan langsung dengan
air secara terus menerus. Seperi halnya pada heat exchanger yang mana berfungsi
sebagai penyuplai air dingin ke mesin-mesin industri seperti kompresor,
kondensor dan chiller, air bersirkulasi di dalam sistem pendingin dan terjadi
kontak langsung dengan semua komponennya. Akibatnya komponen-komponen tersebut
akan mudah terserang korosi.
Masalah klasik yang dihadapi sistem instalasi
pendingin udara menggunakan media air adalah:
1) Proses pembentukan endapan
baik berupa kerak (scale) maupun fouling
2) Proses korosi yang
disebabkan oleh reaksi kimia
3) Masalah endapan dan korosi secara biologi (Biological
deposition and Corrotion) akibat keberadaan mikroorganisme dalam sistem cooling
tower.
Korosi yang terjadi pada heat exchanger umumnya disebabkan oleh :
Korosi yang terjadi pada heat exchanger umumnya disebabkan oleh :
a. Tingginya kandungan oksigen dalam air
b. PH air yang tidak terkontrol
c. Tingginya kandungan ion OH- dalam air (Alkaline embrittlement)
d. Akibat
samping dari timbulnya deposit dan kerak
Cara menghilangkan korosi dan
pengendalian kerak pada heat exchanger adalah dengan: pemilihan material logam,
jenis dan dosis inhibitor korosi dan anti kerak yang memadai, maka masalah
korosi dan kerak pada unit heat exchanger dapat diatasi, penghematan
material logam, penurunan biaya pemeliharaan dan produktivitas berjalan dengan
lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Ecolab Company. 2016.
Cooling WaterTraining Program I.. Jakarta; Nalco Water Malau,
Daniel. 1999. Pengendalian korosi dan pembentukna kerak pada unit heat
exchanger.. LIPI. Tangerang : PUSPIPTEK Sinaga, Marungkil. 2015. Korosi
Pada Sistem Pendingin Industri Minyak Bumi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Disusun oleh:
Khairul Hakim
Nataniel
Nia
Widyaningsih
Putri Eka Sari
*Ilmu tanpa amal, bagaikan pohon tanpa Buah.. maka berbagilah.. 😊
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment,STP oli industri defoamer anti busa ,anti kerak dll.untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA=081310849918
Terima kasih
ini wm
BalasHapus