Sabtu, 21 Juli 2018

Trip in Bali, Desa Penglipuran, Bangli, Indonesia

Trip in Bali, Desa Penglipuran, Bangli..
Desa penglipuran saat ada acara adat, begitu semarak dengan janur dan berbagai pernak-pernik, biasanya akan lebih semarak saat hari raya Galungan, semacam lebaran ala umat islam.


Lokasi desa penglipuran yaitu di Bangli. Berada di ketinggian sekitar 600 – 700 meter dari permukaan laut. Akibat berada di posisi ketinggian ini, membuat udara sejuk akan terbayang oleh anda. Alamat lengkap desa penglipuran : jl. Rambutan, Gang A1, No. 6, Bangli, Kawan, Kubu, Kecamatan Bangli, Kubu, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali 80613.

Jika ingin ke Desa penglipuran, kita bisa sekalian lewat sambil berwisata ke arah kintamani ataupun ubud. Praktis, sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui.. :) 

Tiket masuk untuk wisatawan domestik dewasa rp. 15.000, dan anak-anak rp. 10.000. sementara untuk wisatawan mancanegara dewasa rp. 30.000, dan anak-anak rp. 25.000. 
Nampaknya ga lengkap ya kalo ga pose, cekrak cekrek di pintu masuk..


Desa penglipuran semakin terkenal semenjak dijadikan sebagai tempat shooting FTV (film televisi) di salah satu tv swasta. Kalau tak salah kala itu sy tonton, pemeran utamanya Prisha Nasution dengan Rio Dewanto, karena film nya tayang cukup lama, sekitar 2011 mungkin. Setelahnya minat wisatawan domestik untuk mengunjungi desa Penglipuran Bali pun semakin tinggi. Jika anda berminat untuk melihat keunikan sebuah desa yang masih memperlihatkan suasana Bali asli. Maka kabupaten Bangli dan objek wisata di Bali timur yang wajib anda kunjungi. Minimal sekali seumur hidup.. J
Pose dulu layaknya main FTV ah.. berlatar Langit biru dan awan putih, cucok..

Desa penglipuran begitu mempertahankan tradisi dan adatnya. Mungkin dikarenakan wilayah kabupaten Bangli dan objek wisata di Bali timur salah satunya desa Tenganan masih kental nuansa Bali asli dan belum banyak mendapatkan pengaruh modern. Desa adat Penglipuran, Bangli juga digunakan sebagai contoh pertama sebagai desa wisata di Indonesia oleh pemerintah daerah pada tahun 1995.


Oya, nama desa “Penglipuran” berasal dari kata “Pengeling Pura” adalah tempat suci yang ditujukan untuk mengenang para leluhur. Cocok sekali dengan namanya “Penglipuran” yang memiliki arti penghibur. Sentuhan nuansa kedamaian dan adat yang masih dipegang dipegang teguh oleh masyarakat sekitar. Konon menurut warga di sana, dahulu kala Desa Penglipuran ini menjadi sebuah tempat peristirahatan bagi para raja-raja Bali yang ingin mendapati suasana tenang dan damai. Hmmm.. cocok ya untuk liburan santai..
Kendaraan pun tidak diijinkan masuk ke dalam desa  penglipuran, semua terparkir rapi di area parkir yang telah disediakan diluar desa. Yang cukup unik, selama di sana sy tidak melihat kabel dari tiang listrik yang menjuntai, sepertinya warga sekitar paham betul cara menata desa sedemikian rupa sehingga rasanya sy dkk betah duduk berlama-lama disana. 
Bagi yang pertama kali berlibur ke desa Penglipuran Bangli, pastinya akan terkejut melihat bentuk dari tiap-tiap rumah penduduk hampir sama. Kemiripan dari tiap-tiap rumah terlihat pada pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah menggunakan bambu, lebar pintu gerbang yang hanya muat untuk satu orang dewasa. Bagi masyarakat Bali pintu jenis ini di sebut angkul-angkul.
Tidak hanya bentuk rumah yang sama, pembagian dari masing-masing tata ruang rumah juga sama, seperti kamar tidur dan dapur. Cat tembok pintu gerbang yang digunakan bukan cat tembok yang biasanya kita kenal, melainkan menggunakan cat berbahan dasar dari tanah liat.

Penduduk desa Penglipuran Bali memiliki minuman khas yang disebut loloh cemceman. memiliki warna hijau karena bahan dasarnya adalah perasan dari daun cemceman. Khasiat nya menurut sang penjual dapat meredakan panas dalam. Ada yang berujar jika minuman ini memiliki rasa seperti air tape, namun menurut sy rasanya asam seperti jus kedondong, segar jika diminum dingin di siang hari saat matahari terik. suegerrr...  dan rasanya khas banget..

Oya di beberapa rumah di desa penglipuran juga menjual souvenir khas Bali juga pernak-pernik khas Bali, dagangan tsb dipajang agak menjorok ke sisi dalam rumah, jadi saat sesi foto dari atas tidak terlihat. Untuk sebagian kaum hawa, yang senang shopping, tentu betah berlama-lama disana.. hehe don't worry be happy.. harga jual souvenir di sana terjangkau kok, berbeda dengan harga di pusat kota.. tapi harus selektif dalam memilih barang ya. .:)

Bali dengan segala pesona dan keindahannya.. mengajarkan saya untuk selalu bersyukur, akan keagungan Tuhan, Maha BesarNya.. Yang dengan izinNya lah saya datang dan menemui banyak hal di Bali yang menyenangkan... 
Yuk cuss.. kalau ke Bali, jangan lupa saat menuju Kintamani atau ubud, mampir di desa penglipuran ya... :)

See u there.. :)

*Catatan perjalananku..  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar