Jumat, 20 Juli 2018

Trip in Bali, Gunung Batur-Kintamani,Indonesia

Trip in Bali, Gunung Batur, Kintamani.. 
mount batur

Akses menuju Gunung Batur tidak terlalu sulit, jalanan yang rata dan terbilang tidak macet. Di kanan-kiri terlihat banyak masyarakat yang menjual jeruk dan jambu. Beberapa sumber mengatakan bahwa jeruk kintamani terkenal manis. Dan sepertinya saat itu sedang masanya panen buah. Beberapa wanita Bali terlihat membawa sesajen di kepala memasuki beberapa Pura.
ilustrasi wanita Bali membawa sesajen

Prediksi waktu tempuh sekitar 2jam, jika ditempuh dari arah Kuta atau pun legian. Namun saat itu sy dkk memutuskan singgah ke beberapa tempat, diantaranya Menonton pertunjukan tari Barong terlebih dahulu.

Gunung Batur merupakan sebuah gunung berapi aktif, yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten BangliBaliIndonesia.
Gunung Batur telah berkali-kali meletus. Kegiatan letusan G. Batur yang tercatat dalam sejarah dimulai sejak tahun 1804 dan letusan terakhir terjadi tahun 2000. Sejak tahun 1804 hingga 2005, Gunung Batur telah meletus sebanyak 26 kali. Dan paling dahsyat terjadi tanggal 2 Agustus dan berakhir 21 September 1926. Lalu terakhir Gunung Agung erupsi pada Februari 1963, 
Jadi sudah lama sekali ya.. so ga usah takut kalau mau main ke Gunung Batur, sampai saat ini insya Allah statusnya masih aman.. 

Gunung Agung dan Gunung Batur merupakan 2 Gunung di Bali yang berada pada satu garis lempengan, kedua gunung tersebut memiliki ikatan erat yaitu Gunung Agung muncul di "pangkuan" Gunung Batur pasca meletus ribuan tahun yang lalu. "Yang lebih dulu ya Gunung Batur. Jadi bisa dikatakan jika Gunung Agung adalah anak dari Gunung Batur. ujar Devi, Kasubid Mitigasi Gunung Api wilayah timur, kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2017).
Kalau di perhatikan dengan seksama, di bagian tengah sampai ke bawah Gunung Batur, seperti ada sisi yang menghitam kan? awalnya sewaktu kesana sy dkk menyangka bahwa itu adalah bekas hutan terbakar, namun ternyata itu adalah bekas letusan yang terakhir. Wah.. udah lama juga ya kalau begitu..

Salah satu objek wisata di Gunung Batur yang juga terkenal adalah wisata trekking dan berburu Sunrise, beberapa orang berlomba berburu Matahari terbit di ufuk timur pada pagi hari. Gunung Batur termasuk ramah bagi pendaki pemula, dikarenakan medan penanjakan tidak terlalu terjal dan sulit. Jika ingin menyaksikan sunrise di puncak Gunung Batur, perjalanan pendakian sebaiknya dimulai saat subuh sekitar pukul 04.30 Wita. Beberapa paket tur menawarkan paket menginap dilengkapi fasilitas camping yang nyaman, jika kita ingin merasakan suasana tidur di area pegunungan, sambil mengumpulkan tenaga untuk pendakian di subuh hari.
Suasana hening berbalut semburat mentari yang tersenyum malu menyembul di belakang Gunung Batur, terasa menentramkan hati.. harumnya aroma dedaunan nan asri berpadu dengan lembabnya udara.. beningnya danau Batur yang memantulkan awan, nikmat Tuhan yang tak dapat dilukiskan.. Tak heran banyak orang memburu sunrise di sini.. dan mengabadikan tiap momen dengan foto berlatar pemandangan nan indah. Selesai menyaksikan sunrise para pendaki bisa berendam air hangat alami di sebuah kolam Toya di tepi Gunung Batur.
Di sisi Gunung Batur juga terdapat Pura yang sampai saat ini masih terkenal sebagai pura yang paling indah di Bali. Pura ini dipersembahkan untuk menghormati "Dewi Danu" yakni dewi penguasa air, seperti halnya pura yang terdapat di Danau Bratan juga dipersembahkan untuk memuja "Dewi Danu". Maka tak heran jika Pura tersebut dinamakan Pura Ulundanu Batur.
Wisata budaya lainnya yang terdapat di kawasan Gunung Batur adalah Desa Trunyan. Meskipun seluruh penduduk Trunyan beragama Hindu seperti umumnya masyarakat Bali, mereka menyatakan bahwa Hindu Trunyan merupakan Hindu asli warisan kerajaan Majapahit. Di sebelah utara Trunyan terdapat kuban, sebuah tempat makam desa, namun jenazah tidak dikuburkan atau dibakar (ngaben), seperti masyarakat hindu pada umumnya, melainkan diletakkan di bawah pohon Menyan, jasad tersebut akan dipagari dengan ancak saji agar tidak diganggu binatang, anehnya jasad tersebut tidak mengeluarkan bau busuk. Hal inilah membuat desa Trunyan ini menjadi unik dan menarik, dan menjadi tujuan wisata dan tour bagi wisatawan lokal maupun asing. 
Tempat pemakamanan ini dipenuhi oleh tulang-tulang, dan bisa jadi kita menemukan mayat yang masih baru.
Desa Trunyan dilingkupi suasana magis, dan mistis.
Wilayah pemakaman Trunyan juga tidak bisa dijangkau dengan mudah. Jika berminat kesana, kita perlu menaiki perahu untuk menyebrangi Danau Batur menuju ke Trunyan. Jarak tempuh penyebrangan itu sendiri adalah sekitar 45 menit dan tentunya hanya bisa ditempuh saat cuaca sedang baik. Karena itulah, petualangan wisata ini sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak awal bahkan saat kita belum sampai ke area pemakaman itu sendiri. Untuk bisa menikmati wisata yang sarat akan unsur budaya lokal ini sendiri, kocek yang harus di keluarkan tidaklah terlalu banyak karena kisarannya sekitar Rp. 200.000.
Foto ini sy ambil dari salah satu tour di Bali, pemandangan ke Trunyan tampak manis ya.. seperti tak terkesan angker, nampaknya cocok untuk yang menyukai film horor  :)
Beberapa paket tur wisata tidak hanya akan menghantarkan Anda untuk mengenal cara pemakaman jenazah khas Trunyan saja, tetapi juga mengajak Anda untuk mengenal penduduk dekat dan budaya serta kebiasaannya. Anda juga bisa mengunjungi salah satu pura yang terletak di tengah desa sebagai salah satu tempat ibadat masyarakat lokal.
Jika lelah dan lapar, setelahnya kita dapat menyambangi beberapa restoran di tepi Gunung Batur, saat itu sy mencoba menu ala buffet di Mutiara Resto. 


Menu yang disediakan cukup komplit dari makanan pembuka, makanan utama, aneka buah, soup, teh-kopi bahkan kelapa muda pun juga tersedia.
Makan siang dengan latar pemandangan gunung dan udara sejuk..rasanya bikin betah berlam-lama.. ngopi cantik sambil ngobrol pun oke juga.. :)

Salah satu menu khas Bali yang ada di Resto ini adalah sate lilit, terbuat dari ayam, kelapa dan rempah, dililitkan dengan batang daun sereh, cukup yummy bagi pecinta masakan khas nusantara.

Rasa hati pun senang setelah makan siang,, udara sejuk meski matahari menyorot terang kala itu, selfi nampaknya menjadi kewajiban untuk sekedar bernarsis ria mengabadikan momen istimewa di Kintamani.. :)



So,, Yuk Liburan ke Bali.. dan jangan Lupa ya..mengunjungi Gunung Batur, Kintamani dijamin happy.. :)


*Catatan perjalananku..  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar